"Mungkin itu hanya perasaan Tuan saja," jawab Alex.
"Semoga tidak terjadi sesuatu yang merusak kedamaian di sini," ucap Marcus.
Marcus lalu meminta Alex meninggalkannya seorang diri.
Di teras istana itu, Marcus melihat pepohonan palem yang tertiup angin melambai-lambai ke arahnya. Angin kencang sore itu juga menyapu bersih guguran daun di halaman istana.
Hari telah malam, Marcus dan Hana makan malam bersama buah hati mereka. Lewis dan Natasha, kakak adik yang hanya terpaut tiga tahun di antara mereka.
Meskipun ada juru masak di istana. Setiap malam, Hana yang memasak untuk suami dan buah hatinya. Lain jika pagi dan siang hari, juru masaknya yang akan melayani mereka.
Di meja makan berlapiskan marmer Italy, mereka menyantap olahan daging sapi yang sangat lezat. Dagingnya yang empuk, serta rasanya yang pas membuat mereka larut dalam kenikmatan.
Saat mereka menikmati makan malam, Alex datang dengan pesan yang ingin dia sampaikan kepada tuannya.
"Maaf, Tuan. Bisa bicara sebentar? ada informasi penting yang ingin saya sampaikan." Ucap Alex.
"Ya, bisa," jawab Marcus sambil berdiri dari kursinya.
"Ada apa?" lanjutnya.