"Begini, Tuan, kecurigaan yang Tuan rasakan selama ini betul adanya. Ahriman dan kelompoknya sore tadi melarang pendirian rumah ibadah Suku Barat." Ucap Alex.
Wajah Marcus memerah mendengar itu. Dinding-dinding kedamaian yang selama ini dia bangun seketika runtuh karena ulah Ahriman dan kelompoknya.
"Kamu awasi mereka, jika mereka kembali berulah, mereka harus angkat kaki dari sini." Perintah Marcus kepada tangan kanannya.
"Baik, Tuan," ucap Alex.
Alex lalu pergi, dan Marcus kembali melanjutkan makan malamnya.
"Ada apa? Kelihatannya sangat serius," Hana bertanya.
"Tidak ada apa-apa," jawab Marcus.
Usai makan malam, Marcus dan Hana duduk di teras istana menikmati suasana malam dengan kawanan bintang yang menemani mereka.
Di malam yang sepi, Marcus memandang wajah istrinya yang cantik, dia belai rambut istrinya yang selembut kain sutra.Â
Tubuhnya yang seksi membuat Marcus tidak tahan, mereka lalu berciuman di tengah malam tanpa seorang pun melihat. Hanya kawanan bintang di langit yang melihat mereka sedang bercumbu.
Pagi hari telah tiba.