Aku, yang tertarik padamu...
***
Begitulah kurang lebih cerita sahabat ini pada saya.
Tidak lama berselang, sahabat ini bercerita lagi, bahwa hubungan dia ada sedikit ganjalan cemburu yang membayangi.
Karena si dia keluar untuk makan malam dengan laki-laki lain yang masih beristri. Walau sebelumnya dia minta ijin pada sahabat ini, begitu katanya.
Aku membatin, pendekatan macam apa ini?!
Lalu sahabat ini menegurnya dengan halus seperti ini...
Dear 'M'.....
Lama aku termenung, atau mungkin tepatnya me-reka-reka pikiran ini.
Karena, bagiku begitu besar arti dan tanggung jawab dari kata 'Menikahi' seseorang yang sudah terucap dimulutku, dan kau setuju dan juga berjanji setia.
Bagiku, kata yang sudah terucap tersebut, konsekwensinya kamu (maksudnya bersifat sedikit posesif) "sudah menjadi istriku."
Memang dalam hukum agama belum dikatakan syah untuk disebut pasangan suami istri, karena itu baru terucap "akan menikahi", tapi ucapan ini menunjukan besarnya cinta dan tanggung jawab dari uraian kata 'menikah' tersebut.
Maksudnya begini, bisakah kita memperbaiki diri dengan melepas sedikit demi sedikit kebiasaan-kebisaan yang bisa menjadi penghalang untuk membina rumah tangga kelak?
Dalam agama ada istilah 'Nusyuz'.