Mohon tunggu...
Mohammad Topani S
Mohammad Topani S Mohon Tunggu... Penulis - Penulis yang ingin berbagi kebaikan walaupun hanya sedikit.

Pengisi suara (dubber).

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Nasehat Terhadap Sahabatku

23 Juli 2023   21:25 Diperbarui: 23 Juli 2023   22:16 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar, Pixabay.com

Sahabat ini mengatakan (mungkin juga merayu) pada perempuan tersebut...

...Selama hidup perasaan yang bergejolak seperti sekarang hanya terjadi dua kali.

Tapi gejolak perasan ini bukan terjadi sama mantan istri, kalau sama mantan istri, kenal beberapa bulan langsung nikah, itu terjadi dikota...Jawa Timur.

Waktu itu sifatnya hanya pertimbangan kewajaran, karena aku sudah umur 29 tahun.
Keluarga memberi saran sebaiknya menikah, dan itu memang baik. Walau sudah 12 tahun bersama dia mengarungi bahtera perkawinan, akhirnya kami sepakat berpisah.

Tapi perasaan (kasmaran) seperti ini, dulu kualami sama pacar semasa kuliah, sangat emosional sekali, maklum baru semester satu, baru pula beranjak dewasa, jadi masih labil.

Waktu itu kami tidak melanjutkan kepernikahan karena beda agama. Dan masalah ini juga tidak perlu kuceritakan padamu, tapi intinya tentang aqidah.

Sebenarnya setelah bercerai dengan mantan istri, perasaanku terkunci hampir 3 tahun. Enggan mengenal perempuan, karena aku fokus pada mendidik anak.

Gairah syahwat masih ada seperti laki-laki pada umumnya. Tapi kutahan demi kebersihan jiwa.

Mulai tahun 2020, kami sudah pisah ranjang, memang perkataan talak belum terucap, tapi dengan perlahan kuberi signal, bahwa aku tidak bisa kembali seperti dulu, aku dingin, dan dia mengerti.

Penyebabnya biar kami simpan dalam-dalam, dengan berjalannya waktu, asap itu sedikit demi sedikit hilang ditiup angin.

Kenapa aku bertahan terus dikota ini, walaupun secara ekonomi gak jelas. Pertimbangannya, karena anaku cenderung dekat padaku, jadi kutemani dia, sembari melihat perkembangan mentalnya memasuki masa-masa puber.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun