Sering aku berpapasan dengan dia saat lewat lorong sekolah, aku selalu gugup dan salah tingkah. Padahal Yeni samasekali tidak mengenalku. Hanya saja aku yang selalu berhalusinasi, bahwa dia mengenalku dengan baik.
Setelah putus asa dari penantian gadis tersebut...eh yang muncul malah si Kahar yang terus berjalan mendekat padaku!
Aku hanya bisa terdiam, kakiku-kaku, kuku-kuku jari tangankupun terasa linu, semua terbelenggu...
Dia terus berjalan dengan langkah yang sedikit terseok, karena bentuk kakinya melengkung seperti huru 'O', setelah ku googling, kondisi kaki seperti itu namanya 'genu varum', akibat kekurangan vitamin 'D'.
Jika bertemu dengan Kahar, level gugupnya sama ketika aku berpapasan dengan Yeni dilorong sekolah.
Untuk hari ini, seperti biasa Kahar minta jatah preman dariku, dan aku tidak bisa menolak.
***
Waktupun berlalu begitu cepat, beberapa bulan lagi kami akan mengakhiri pendidikan disekolah menengah pertama ini.
Aku bersyukur akan berpisah dengan Kahar, sosok yang sangat mengganggu dalam aktivitas keseharianku disekolah, bahkan teringat terus walau sudah sampai dirumah.
Dan disisi lain aku berat berpisah dengan Yeni, gadis kecil yang menyemangatiku bila berada disekolah. Menyemangati jiwaku walaupun hanya memandang sekejap dari sebelah ruang kelas.
Keadaan jiwaku yang ambivalen dengan dua sosok yang berbeda ini, kadang datangnya bergantian, kadang berbarengan, sampai membuat aku ketitik katarsis, melepaskan tekanan emosi dengan cara berlari sekencang-kencangnya ketika pulang sekolah...
Rumahku memang tidak jauh dari sekolah.