Mohon tunggu...
Mohammad Risqy
Mohammad Risqy Mohon Tunggu... Pelajar -

Seorang pemula.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kilometer Tak Hingga

31 Juli 2018   12:14 Diperbarui: 31 Juli 2018   13:21 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya sudah, aku akan terus begini sampai ada jawaban "Iya." dari bimbingan konselingku bahwa aku bisa pindah jurusan bahasa.

***

Di rumah, aku masih tetap sama. Memasang wajah datar dan tak bernafsu belajar. Sepulang sekolah aku letakkan tas di kamar, bergegas mandi kemudian salat. Tanpa komando aku langsung mengambil headset untuk mendengarkan musik.

"Kamu nggak belajar?"

"Males.", jawabku singkat.

"Malas? Biasanya aja jam segini buku udah numpuk segunung di ruang tamu."

"Lagi males aja. Nanti kalau udah mood Risqy bakal belajar sendiri."

Ibuku berjalan meninggalkan aku setelah perbincangan singkat tersebut. Kedua orang tuaku memang tidak terlalu mengekangku jika dalam urusan belajar. Lebih-lebih jurusan, sebenarnya beliau membebaskan aku untuk memilih jurusan apapun, tanpa tekanan.

Tetapi, aku ingat satu perkataan ibuku yang secara tidak langsung mengarahkan aku untuk masuk jurusan IPA, "Kamu jadi kayak Mbak Farisa tuh, jadi teknisi industri. Sekarang aja gajinya dua puluh juta. Enak kan?". Ah, sudahlah.

Tiba-tiba sebuah pesan Whatsapp masuk. Dari guru BKku rupanya.

Besok datang ke ruang BK kita konsultasi tentang peminatanmu. Jam 8 bisa ya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun