Mohon tunggu...
Mohamad Ramadhan Argakoesoemah
Mohamad Ramadhan Argakoesoemah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Magister Manajemen STIE Indonesia Banking School

Mahasiswa Program Studi Magister Manajemen STIE Indonesia Banking School

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Komunikasi Bisnis Lintas Budaya Dengan Tiongkok

24 Juni 2023   20:00 Diperbarui: 24 Juni 2023   20:02 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Semangat bersaing bangsa China berasal dari ingatan masa lalu ketika China dipermalukan dan diinjak-injak oleh bangsa Barat mulai dari kekalahan dalam Perang Candu (1840) sampai ke berbagai kekalahan lain. Semangat persaingan global secara historis telah ada sejak ratusan tahun yang lalu. China berjuang keras untuk mengalahkan negara-negara Barat (terutama Amerika Serikat) dalam segala hal.

Semangat dalam productivity culture ini disebut "Zi Qiang" (memperkuat diri sendiri) ada merata di seluruh bangsa China untuk menjadi bangsa yang kuat, makmur dan modern atau "Fu Qiang" (menjadi kaya dan perkasa). Sebagai indikator, bangsa China menunggu di depan TV di tengah malam saat pengumuman apakah China akan menjadi tuan rumah Olimpiade tahun 2008, seakan-akan menunggu pengumuman perang, rakyat China merayakan kemenangan ini sorak surai di seluruh kota. Semangat untuk menjadi sejajar dengan bangsa-bangsa Barat sangat terlihat jelas ketika China secara resmi diterima menjadi anggota WTO. Pada tahun 2002 ASEAN dan China setuju untuk mengadakan ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2003.

China bergerak cepat dan cerdas dalam menapaki tangga ekonomi dunia dalam waktu yang singkat. Saat ini sedang berlangsung gelombang aliran modal industri dunia berkecepatan tinggi yang sangat besar mengalir ke China melampaui banyak negara-negara industri yang sudah maju, di negara inilah saat ini dunia berinvestasi. China membeli baja dan karet, ladang-ladang minyak dan gas di seluruh dunia hingga ke rongsokan besi, kertas dan plastik bekas untuk di daur ulang menjadi segala macam produk-produk yang dibutuhkan dunia, mulai dari mobil, truk, pesawat terbang, kapal, jaringan pengalihan untuk sistem telepon, pabrik, kapal selam, satelit dan roket, peralatan elektronik, tekstil, mainan anak, makanan dan minuman, perangkat lunak dan perangkat keras komputer, alat-alat kesehatan dan kedokteran, kimia.

Ide munculnya konsep atau istilah komunikasi pembangunan dalam masyarakat, lahir pasca berakhirnya Perang Dunia II, muncul keprihatinan di kalangan ilmuwan dan praktisi pembangunan terhadap kondisi negara-negara yang menjadi korban perang. Negara korban perang mengalami kutersurukan, keterbelakangan, kemiskinan dan ke tidak berdayakan yang sangat memprihatinkan akibat perang dunia, mereka berada dalam posisi yang termarginalkah, dalam lingkungan pergaulan dunia. Para ahli dari negara maju melihat hal ini, kemudian memprakarsai model pembangunan untuk mengatasi kondisi di negara-negara korban perang.

Pada tahun 1960-an, untuk pertama kalinya istilah komunikasi pembangunan diperkenalkan oleh para jurnalis. Bertujuan untuk mendukung dan mendorong proses penyusunan kebijakan dan percepatan pembangunan negara korban perang melalui pola peliputan dan pemberitaan yang memadai. Semenjak itulah konsep komunikasi pembangunan populer di negara-negara berkembang. Neoliberalisme yang juga dikenal sebagai paham ekonomi neoliberal pada filosofi ekonomi-politik akhir-abad kedua puluhan.

Teori komunikasi pembangunan lintas budaya yang diterapkan di China adalah Teori Interdependensi, dimanah semua negara di dunia tergantung dengan negara lainnya (interdependensi), hanya berbeda dari jenis dan tingkat ketergantungannya. Adanya keterkaitan antar negara dalam dimensi fisik maupun ekonomi diharapkan mampu menciptakan adanya kerja sama yang mendorong adanya perdamaian dan pembangunan dunia. Dalam teori dependensi hubungan yang menciptakan kondisi "Zero Sum Game" (yang satu untung yang lain rugi), tetapi dalam teori interdependensi menciptakan kondisi "Win-win Position" (saling menguntungkan).

Sebenarnya merupakan redefinisi dan kelanjutan dari liberalisme klasik yang dipengaruhi oleh teori perekonomian neoklasik yang mengurangi atau menolak penghambatan oleh pemerintah dalam ekonomi domestik karena akan mengarah pada penciptaan distorsi dan high cost economy yang kemudian akan berujung pada koruptif.

Ideologi yang menguasai China saat ini adalah neoliberalisme yang menguasai Inggris dan Amerika Serikat saat ini. China berhasil meluncurkan roket "Shenzhou V" dengan astronaut bernama Yang Liwei ke luar angkasa. China tercatat sebagai negara ketiga di dunia yang mencapai tingkat teknologi super power setelah Amerika Serikat dan Rusia. China telah meluncurkan satelit-satelit ke luar angkasa, peluncuran rudal antar benua dan pengembangan teknologi laser dan nuklir.

Paham ini memfokuskan pada pasar bebas dan perdagangan bebas merobohkan hambatan untuk perdagangan internasional dan investasi agar semua negara bisa mendapatkan keuntungan dari meningkatkan standar hidup masyarakat atau rakyat sebuah negara dan modernisasi melalui peningkatan perdagangan dan investasi. Revolusi neoliberalisme ini bermakna bergantinya sebuah manajemen ekonomi yang berbasiskan persediaan menjadi berbasis permintaan. Sehingga menurut kaum Neoliberal, sebuah perekonomian dengan inflasi rendah dan pengangguran tinggi, tetap lebih baik dibanding inflasi tinggi dengan pengangguran rendah.

Tugas pemerintah hanya menciptakan lingkungan sehingga modal dapat bergerak bebas. Dalam titik ini pemerintah menjalankan kebijakan-kebijakan memotong pengeluaran, memotong biaya-biaya kesejahteraan publik seperti subsidi. Akhirnya, logika pasarlah yang berjaya di atas kehidupan publik. Ini menjadi fondasi dasar neoliberalisme, menundukkan kehidupan publik ke dalam logika pasar.

Semua pelayanan publik yang diselenggarakan negara harusnya menggunakan prinsip untung-rugi bagi penyelenggara bisnis publik tersebut, dalam hal ini untung rugi ekonomi bagi pemerintah. Subsidi dianggap akan menjadi pemborosan dan inefisiensi tidak mengistimewakan kesejahteraan umum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun