Dimulai dari sekedar iseng bersosial media, perlahan-lahan mereka mulai bertransaksi di dunia maya. Sekarang, orang sudah terbiasa berbelanja daring. Internet pada akhirnya menjadi salah satu kebutuhan pokok yang harus dikeluarkan setiap bulan.
Toko buku online yang saya rintis pelahan memiliki kemajuan luar biasa. Pada awalnya saya tetap berdagang kaki lima, namun pelahan demi pelahan berjualan kaki lima saya tinggalkan. Saya fokus berjualan secara daring, baik di media sosial atau kemudian marketplace. J
ika awalnya hanya menempati kamar kost, saya kemudian memutuskan menyewa rumah petak, semula saya menggabungkannya dengan tempat tinggal, tapi kemudian saya menyewa rumah kontrakan khusus untuk buku sekaligus tempat bekerja.Â
Warnet pun pelahan saya tinggalkan, saya memutuskan membeli sebuah laptop untuk bekerja setelah seorang anggota DPR membeli sejumlah buku bekas yang langka dengan nominal cukup besar.
Buku pada akhirnya bukan sekedar hobi dan pekerjaan. Pada tahun 2018, Lombok pernah diguncang gempa besar. Saya ingin membantu tetapi tak punya uang, satu-satunya yang saya punya adalah buku.Â
Saya iseng melelang sebuah buku koleksi saya di Facebook, sebuah buku sastra karya Jose Rizal yang cukup langka, Noli Me Tanggere. Awalnya saya mengira buku itu laku di lelang hanya seratus dua ratus ribu saja.Â
Diluar prediksi, ternyata ada banyak pedagang buku bekas yang membantu. Mereka memberi suport dengan memberi buku-buku bonus untuk pemenang lelang. Lelang buku ini ternyata tembus di angka 2,5 juta. Buat orang lain, nominal itu mungkin kecil, tapi untuk saya yang hanya penjual buku bekas, ini adalah luar biasa.Â
Melihat antusias teman-teman pedagang dan pecinta buku, akhirnya saya memanfaatkan energi positif itu agar tak menguap begitu saja. Saya memutuskan membuat lelang buku kedua dan mendapatkan respon yang sama. Akhirnya uang terkumpul sekitar 5 juta Rupiah dan hasilnya saya berikan langsung pada seorang teman asli Lombok untuk disalurkan.Â
Lelang buku semacam ini kemudian saya lanjutkan, antara lain ketika gempa besar melanda Palu-Donggala, lelang ini mendapat perhatian tak cuma dari pecinta buku Indonesia, melainkan juga pecinta buku negeri jiran. Melihat saya dan teman melakukan lelang untuk kemanusiaan, pecinta buku di Malaysia menghibahkan buku-buku Pram yang langka untuk di lelang, mereka juga membantu dalam bentuk uang.