Nyambung, kan, Mas Menteri? Barangkali keterangan kawan seperjalanan ini ada benarnya, mungkin pula tak sepenuhnya benar. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemprov Sulawesi Barat barangkali bisa menjawab secara pasti.
Penutup
Dalam dunia perdagangan ada ungkapan Ada uang, ada barang dan Uang tidak pernah bohong. Kedua istilah tersebut tampaknya cocok untuk mengibaratkan kondisi pendidikan di Sulawesi Barat khususnya dan Indonesia secara umum. Ada gaji/penghasilan yang baik, ada guru yang baik. Â
Guru adalah faktor utama dan pertama terciptanya pendidikan yang berkualitas. Dan, saat ini diakui atau tidak, integritas, loyalitas, dedikasi, skill, kualitas, dan profesionalisme guru dipengaruhi oleh gaji atau pendapatan yang mereka terima dan penghargaan yang layak dari semua pihak, terutama pemerintah.Â
Peringkat hasil ujian nasional berbasis komputer (UNBK) 2019 secara nasional yang menempatkan Provinsi Sulawesi Tenggara pada peringkat ke-31 (SMA) dan peringkat ke-34/buncit (SMK), sepertinya membuktikan ungkapan di atas. Setelah guru, penentu kualitas pendidikan barulah sistem, serta sarana dan prasana pendukung proses pendidikan.
Mas Nadiem Makarim yang luar biasa, Tanah Mandar Sulawesi Barat pernah melahirkan tokoh nasional yang disegani, idealis, jujur, dan beritegritas, yakni mantan Jaksa Agung Alm. Baharuddin Lopa. Pada era kekinian, Sulawesi Barat menghasilkan Albert Einstein abad ke-21 yang diakui dunia, yakni Arizenjaya dengan rumus temuannya, E : az2 (kuadrat). Temuan ini diaplikasikan dalam bentuk alat pengukur perbedaan energi serap benda berwarna dalam pembelajaran Fisika yang diberi nama "Instrumen Energi Termodinamika Arizenjaya.Â
Seharusnya, dunia pendidikan di Sulawesi Barat dan daerah-daerah lain di seluruh Indonesia saat ini dan yang akan datang sanggup mencetak Lopa dan Arizenjaya muda yang siap menghadapi perkembangan zaman, siap bersaing dalam Revolusi 4.0. Dan itu semua bisa terwujud jika salah satunya tersedianya pendidik atau guru yang memiliki integritas, loyalitas, dedikasi, skill, kualitas, dan profesionalisme.
Begitulah laporan perjalanan ini penulis ungkapkan agar menjadi PR Mas Menteri di antara berjibun PR lainnya. Selamat mengerjakan PR sambil terus berkoordinasi dengan daerah/provinsi. Semoga Allah, Tuhan Yang Mahakuasa dan Maha Bijaksana selalu memberikan bimbingan terbaik kepada Mas Menteri, sehingga sanggup mengerjakan PR dengan baik dan benar, yang pada muaranya tercipta lulusan terbaik dari semua sekolah di pelosok negeri yang siap menghadapi masa depan.Â
Generasi muda yang cerdas, berprestasi, bijak, bertanggung jawab, beriman dan bertakwa, serta terus dan tetap mencintai Tanah Air dan bangsanya.
Moelyonov Djalil
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H