"Namun perlu kalian ketahui, keris itu keris pusaka warisan leluhur, hanya bisa dicabut oleh orang baik baik, sebagai tanda orang baik, nanti akan keluar bau yang wangi semerbak dari dalam sangkurnya", ucap raja.
Para Punokawan tentu berbunga bunga hatinya karena ujiannya tidaklah sulit. Punokawan tidak tahu bahwa atas saran dari Patih, didalam sangkur keris sudah di taruh sejenis minyak yang baunya mirip bangkai binatang.
Ujian di mulai, Punokawan pertama yang biasa medok maju kedepan. Di pegangnya gagang keris sambil ditarik pelan,berhasil.
Seketika raut wajah Punokawan berubah lantara mencium bau yang sangat menyengat, bau busuk.
"Bagaimana Punokawan, bau apa yang kau rasakan". tanya baginda Raja.
"Nggih paduka, baunya sangat menakjubkan, sangat harum, wanginya bukan main", jawab Punokawan.
Raja tersenyum sambil melirik Patih. Kemudian raja memanggil dua punakawan berikutnya  yakni punokawan yang suka mabuk dan punokawan yang senang judi.
Setelah melakukan hal yang sama dengan Punokawan pertama, ternyata jawabannya sama juga, yakni mengaku mencium bau yang sangat harum dan wanginya bukan main..
Tentu saja raja sangat  tau bahwa sesungguhnya tiga punakawan ini berbohong, jawabannya hanya ingin mendapat pujian dari raja bahwa dirinya adalah orang baik baik dan juga ingin menyenangkan raja meskipun sesungguhnya apa yang diberikan raja  baunya busuk. Jadi, sebusuk apapun, jika sudah berkaitan dengan raja, harus dikatakan baik, ABS namanya.
Tiba giliran punokawan ke empat yang tidak pernah neko neko, berhasil pula mencabut keris. Namun tiba tiba punokawan ini bersin, tak kuat menghirup bau dari sangkur keris.
"Bagimana punokawan, apa yang kau rasakan hingga kau bersin", tanya baginda raja.