Mohon tunggu...
moch iqbal
moch iqbal Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Saya Moch Iqbal Maulana sedang menempuh pendidikan di Universitas Garut Program Studi Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ilmu Komunikasi

6 September 2024   13:46 Diperbarui: 6 September 2024   13:46 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maksud dari komunikasi ini adalah melindungi nilai-nilai tauhid Allah di tengah-tengah Bani Israil.

"Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun" (Q.S Al-Maidah: 72).

Karakteristik Bani Israil yang buruk seperti yang banyak dijelaskan dalam Al-Quran, membuat Nabi Isa harus ekstra bersabar menghadapi mereka. Bani Israil bukannya menjadi semakin taat dengan ajakan Nabi Isa, namun malah semakin ingar dan kafir. Kemudian Nabi Isa pergi ke Baitul Maqdis pada hari raya Yahudi yang pada saat sedang berkumpul di sana. Hal itu membuat para pendeta Yahudi marah sehingga membuat berita dusta tentang Isa yang disampaikan ke para penguasa Romawi, Pilatus (pengganti Herodus).

Pilatus meminta pendeta itu untuk mengadili dan menghukumnya. Salah satu pengikut Nabi Isa yang berkhianat, Yudas Iskariot menunjukkan tempat persembunyian Isa. Namun Allah menunjikkan kekuasaannya dengan menyerupakan wajah Yudas dengan Isa. Maka prajurit Romawi menangkapnya dan mengiringnya pada Pilatus lalu menyalibnya dan membunuhnya. Sedangkan Nabi Isa telah diangkat oleh Allah ke atas langit dan selamat dari pembunuhan tersebut.

"Dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa" (Q.S An-Nisa: 157).

"Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Q.S An-Nisa: 158).

 

Penutup

Kisah-kisah para nabi yang telah dipaparkan memberikan pelajaran yang penuh dengan hikmah. Inti sari dari kisah tersebut bisa dijadikan contoh bagaimana seorang beriman dalam bertindak di kehidupannya sehari-hari. Karena syogianya dalam kehidupan senantiasa terdapat problematika yang harus dihadapi. Komunikasi-komunikasi para Nabi dengan berbagai kisah hidupnya masing-masing menjadi landasan kuat dalam implementasi kegiatan akademisi dalam berdakwah.

Referensi

Abu al-Fadhal Jamaluddin Muhammad Ibn Makr Ibn Madkur, Lisan al- Arab, Jilid V, Dar al-Sadr, Beirut, t.t.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun