Ke depan, industri tebu juga harus melirik diversifikasi bisnis, terutama di sektor energi terbarukan. Diversifikasi hanya bisa dilakukan jika efisiensi dan optimalisasi di sektor on-farm dan off-farm tercapai.
Selain bisa menghasilkan gula secara optimal, di industri berbasis tebu modern, setiap 1 ton tebu berpotensi memproduksi listrik 100 kw bersumber dari ampas tebu; 2 liter bioetanol dari tetes tebu, 40 kilogram biokompos dari limbah adat. Limbah bioetanol juga bisa diolah menjadi listrik.
Potensi pendapatan dari diversifikasi (bioetanol listrik, biokompos) mencapai Rp 1,7 triliun. Pay-back period-nya 3-5 tahun. Potensi pendapatan ini bisa dikelola untuk ekspansi on-farmdan off-farm, sehingga dengan sendirinya bisa memacu produksi gula sebagai komoditas penting bagi masyarakat. Diversifikasi juga dilakukan untuk mengantisipasi berfluktuasinya harga gula, sehingga profitabilitas perusahaan tetap terjaga dengan baik.@
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H