Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

3 Hati dalam Gelas (29)

18 April 2016   13:53 Diperbarui: 18 April 2016   14:23 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diah mengangguk.

"Sudah lama aku juga ingin menjadi orang baik-baik.  Tapi selalu saja mentok sebagai mantan pelacur.  Yang selalu mundah untuk menjadi bahan cibiran."

Pagi datang terburu-buru.

Dini juga tahu kalau Juli juga selama ini menjadi orang terbuang.  Orang buta yang berkeliling menjajakan jasa pijatnya.  Siapa yang peduli pada orang buta yang hanya bisa menjadi tukang pijat?

Tak ada perempuan yang mau.

Dini juga tak mau kalau hanya melihat itu.  Tapi Dini melihat ketulusan hidup yang ada pada Juli.  Ketulusan yang mungkin akan sulit ditemukan di negeri ini.

Berhari-hari Dini merenung.  Berhari-hari Dini bimbang.  Sebelum akhirnya dengan sebuah keyakinan yang matang.  "Inilah laki-laki yang disediakan Tuhan untukku.  Jangan kau sia-siakan," bisikan hati Dini.  Dan sejak saat itu Dini memantapkan diri untuk laki-laki buta yang hati nuraninya mampu menatap dengan senyum.

"Dua manusia kalah," kata Dini.

"Menyatukan diri menjadi kekuatan yang dasyat," sambung Diah.

Lagi-lagi Diah ingat agama.  Agama yang terkadang secara tekstual diartikan sebagai jalan lurus.  Dan jalan lurus itu tentu bukan jalan belok seperti pelacuran.  Pelacuran adalah jalan belok yang dihuni oleh orang-orang kotor.  Jalan yang berada di seberang jalan lurus bernama agama.

Tak ada agama bagi pelacur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun