Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

3 Hati dalam Gelas (27)

12 April 2016   17:11 Diperbarui: 12 April 2016   17:15 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diah ambil parang di dapur.  Parang yang sudah terlihat karatan.  Tak pernah Diah memakainnya.  Dulu, belinya juga karena Diah kasihan kepada tukang parang yang sudah sore belum ada satu pun parangnya yang laku. 

Ternyata ada manfaatnya juga.

Langkah tegap siap tempur.  Diah menuju laki-laki itu.  Saat Diah hampir sampai ke tempat laki-laki itu duduk, laki-laki itu berbalik.  Dan wajah laki-laki itu benar-benar mengagetkan Diah.  Parang yang sudah terhunus langsung jatuh nyaris mengenai kakinya.

"Bapak...?" kata Diah.

Laki-laki itu meringis.  Memamerkan giginya yang besar-besar dan hitam legam.  Betul-betul mengerikan.  Diah undur.  Hatinya rontok.  Bapaknya telah menjelma menjadi iblis pembunuh.

"Bun, bun, bun!"

Ada yang memanggil Diah.  Sepertinya Rara.  Diah membuka mata.  Betul, Rara.  Rara mengguncang-guncang badan Diah.

"Bunda mimpi?" tanya Rara.

Diah masih diam.

"Bunda mimpi buruk, ya?" ulang Rara.

Diah membaca istigfar tiga kali. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun