Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

3 Hati dalam Gelas (8)

18 Maret 2016   16:53 Diperbarui: 18 Maret 2016   17:04 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ra, ibu ingin kau berubah seratus persen.  Tak boleh ada yang tertinggal.  Kalau masih ada yang tertinggal, kau akan kembali lagi ke tempat itu suatu saat."

"Baik, Bu.  Tapi ...."

"Ra, tak boleh ada tapi ya?  Bisa kan?" tambah Diah.

"Akan Rara coba."

"Harus Rara lakukan bukan dicoba lagi.  Kalau Rara mau mencoba, kesannya hanya setengah hati niat Rara untuk menjadi baik."

"Teman-teman Rara terkadang ngajak.  Rara kan nggak mungkin nolak?"

"Rara harus tolak.  Rara kan udah punya ibu?"

Diah memeluk Rara.  Pelukan sayang yang tulus.  Diah ingin sekali Rara menjalani hidupnya dengan penuh bahagia.  Juga mampu menuju kehidupan yang lebih bahagia.

"Kalau Rara panggil bunda, boleh?" tanya Rara.

Senang sekali hati Diah dipanggil bunda.  Dulu Diah memang pernah memikirkan, kira-kira panggilan apa yang pas untuk dikatakan anaknya saat memannggil Diah.  Dan Diah sudah memutuskan untuk menggunakan kata "bunda".  Tapi si pemanggil tak pernah datang.  Jangankan si pemanggil, orang yang menyebabkan hadirnya si pemanggil saja hingga hari ini belum ada yang hadir.  Bagaimana semua keinginan baik itu akan hadir.  Iya, kan?

"Ibu tak ingin dengar kalau Rara kumpul-kumpul sama teman yang lama itu.  Apalagi pakai acara ikut-ikutan ngerokok atau kegiatan lain yang kurang bagus.  Mau kan?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun