“Perampok?” tanya balik Oca.
“Iya, Ca. Kamu ditawan perampok?”
“Mana ada perampok?” tanya Oca.
“Gak ada perampok?” Sevi bingung sendiri.
“Gak ada siapa-siapa.”
Pasti bohong. Pasti dia sedang diancam. Pasti di leher Oca sedang dikalungi pisau. Kasihan, kasihan, kasihan!
“Terus kamu ngapain?” tanya Sevi.
“Anterin aku!” teriak Oca.
“Anterin ke mana?” tanya Sevi lagi.
“BAB,” kata Oca sambil terus berlari.
“Halah, masa ke kamar mandi saja takut?” Sevi terpaksa mengikuti dari belakang.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!