Mohon tunggu...
Mochamad Rois
Mochamad Rois Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kerajaan Mughal

15 November 2017   08:44 Diperbarui: 15 November 2017   08:59 5365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: thinglink.com

Tidak lama setelah Akbar melakukan ekspansi yang sangat luas sebagai yang tersebut di atas, ia pun meninggal dunia pada tahun 1605 M. Keberhasilan yang dicapai Akbar dapat dipertahankan oleh penerusnya yang bernama Jahangir, Syah Jahan, dan Aurangzeb yang mana mereka memang terhitung raja-raja yang besar dan kuat.

  • Sultan Jahangir (1605-1628)

Salim, putra Akbar dinobatkan sebagai raja Mughal dengan gelar Sultan Nuruddin Muhammad Jahangir Pasha Ghazi.

  • Kepemimpinan Akbar dilanjutkan oleh Jahangir pada tahun (1605-1628 M) yang didukung oleh kekuatan militer yang besar. Semua kekuatan musuh dan gerakan pemberontakan berhasil dipadamkan, sehingga seluruh rakyat hidup dengan aman dan damai. Pada masa kepemimpinannya, Jahangir berhasil menundukkan Bengala (1612 M), Mewar (1614 M), dan Kangra. Usaha-usaha pengamanan wilayah serta penaklukan yang ia lakukan mempertegas kenegarawanan yang diwarisi dari ayahnya yaitu Akbar.

  • Jahangir kontras dengan bapaknya dalam menegakkan pemerintahan Mughal, terutama dalam menghadapi kelompok Hindu. Dia menghadapi konflik luar biasa dengan anaknya sendiri, sampai kemudian meninggal tahun 1627, menyisakan konflik kerajaan. Kedua putranya bernama Shah Jahan dan Azaf Khan sama-sama berhasrat menggantikan ayahnya.

  • Sultan Shah Jahan (1628-1658)
  • Setelah Jahangir wafat, kerajaan diperebutkan putranya, Shah Jahan dan Azaf Khan. Perselisihan tersebut akhirnya dapat dimenangi oleh Shah Jahan, yang kemudian digelari, Abul Muzaffar Shahabuddin Muhammad Sahib Qiran-e SaniShah Jahan Padsah Ghazi. Pemerintahan masa Shah Jahan masih menghadapi berbagai gejolak dalam negeri dan ancaman perebutan kekuasaan dari negara-negara lain. Pada periode ini dikembangkan kembali penaklukan wilayah sampai melampaui batas-batas India, seperti Kandahar, Balkh, Badakhsan, dan Samarkand.

    Pada saat perluasan kekuasaan permaisurinya yang bernama Mumtaz-Mahal, istri yang amat dicintainya meninggal pada saat perang. Shah Jahan begitu kehilangan istri yang amat cantik dan dicintainya. Peninggalan makam dan masjid Taj Mahal yang saat ini merupakan salah satu 7 keajaiban dunia merupakan tanda kasih Shah Jahan kepada istrinya.

  • Shah Jahan memiliki putra bernama Aurangzeb yang diberi kekuasaan di Decaan. Aurangzeb berhasil membuat stabilitas di Decaan terutama dalam menghadapi kekuatan kerajaan Hindu yang masih berusaha menolak kekuasaan Islam. Persaingan paling kuat adalah antara Aurangzeb dengan Dara Sikhoh. Dalam persaingan tersebut, Aurangzeb berhasil mengalahkan Dara Sikhoh dan mengambil alih kekuasaan sultan Mughal tahun 1658. Sementara selama 7 tahun Shah Jahan menghabiskan waktunya di dalam benteng Agra hingga wafat menjemputnya. Shah Jahan, raja yang berambisius telah meninggalkan berbagai bangunan penting pada masa kesultanan Mughal yang menandai kebesaran kebudayaan kerajaan Mughal.

  • Sultan Aurangzeb (1658-1707)
  • Sultan Aurangzeb Alamgir (penakluk dunia) dinobatkan di Delhi tahun 1659 segera melakukan kontrol keamanan dalam negeri dengan memantapkan kembali kekuasaan di Decaan. Usahanya tidak sia-sia dengan semakin banyaknya wilayah yang dikuasai. Tahun 1685 kerajaan Bijabur tunduk, disusul Golkonda tahun 1687, Tanjore dan Trichinopoly tahun 1689. Aurangzeb berhasil memperluas kekuasaan di India secara utuh melebihi daerah yang berhasil ditaklukkan sultan Akbar. Tinggal bangsa Maratha yang belum benar-benar bisa ditaklukkan Aurangzeb.

  • Perlawanan bangsa Maratha merupakan ancaman paling berat pada masa-masa selanjutnya. Sampai Aurangzeb wafat tahun 1707 bangsa Maratha masih memberikan perlawanan sengit terhadap kesultanan Mughal. Tahun 1707 merupakan akhir pemerintahan Aurangzeb yang tutup mata pada usia 90 tahun. Kekuasaan Aurangzeb merupakan anti klimaks pemerintahan Mughal di India. 

  • Masa sesudahnya, kekuasaan Mughal terus mengalami kemunduran. Konflik saudara dari anak-anak Aurangzeb menyebabkan kekuatan negara kian keropos. Apalagi pada masa pemerintahan Aurangzeb, bangsa-bangsa Barat sudah giat melakukan perjalanan ke timur. Inggris adalah salah satu bangsa barat yang berhasil menduduki Surat, pelabuhan di Gujarat pada masa pemerintahan Aurangzeb. Inilah cikal bakal kolonialisme dan imperialisme Barat di India yang akan mempengaruhi babak baru perjalanan sejarah bangsa India. Aurangzeb menghidupkan kembali jizya yang pernah dicabut oleh Sultan Akbar, dan melakukan sikap keras terhadap orang-orang Hindu.

  • Kemunduran dan Kehancuran Kerajaan Mughal
  • Setelah satu setengah abad dinasti Mughal berada di puncak kejayaannya, para pelanjut Aurangzeb tidak sanggup mempertahankan kebesaran yang telah dibina oleh sultan-sultan sebelumnya. Pada abad ke-18 M kerajaan ini memasuki masa-masa kemundurannya. Kekuasaan politiknya mulai merosot, suksesi kepemimpinan di tingkat pusat menjadi ajang perebutan, gerakan separatis Hindu di India tengah, Sikh di belahan utara, dan Islam di bagian timur semakin lama semakin mengancam. Sementara itu para pedagang Inggris dengan didukung oleh kekuatan bersenjata semakin kuat menguasai wilayah pantai.
  • Pada masa Aurangzeb, pemberontakan terhadap pemerintahan pusat memang sudah muncul, tetapi dapat diatasi. Pemberontakan itu bermula dari tindakan-tindakan Aurangzeb yang dengan keras menerapkan pemikiran puritanismenya.

    Setelah ia wafat, penerusnya rata-rata lemah dan tidak mampu menghadapi problema yang ditinggalkannya. Sepeninggal Aurangzeb (1707 M), tahta kerajaan dipegang oleh Muazzam, putra tertua Aurangzeb yang sebelumnya menjadi penguasa di Kabul. Putra Aurangzeb ini kemudian bergelar Bahadur Shah (1707-1712 M). Ia menganut aliran Syiah. Pada masa pemerintahannya yang berjalan selama lima tahun, ia dihadapkan pada perlawanan penduduk Lahore, karena sikapnya yang terlampau memaksakan ajaran Syiah kepada mereka.

  • Setelah Bahadur Shah meninggal, dalam jangka waktu yang cukup lama, terjadi perebutan kekuasaan di kalangan keluarga istana, Bahadur Shah diganti oleh anaknya, Azimus Shah. Akan tetapi, pemerintahannya ditantang oleh Zulfiqar Khan, putra Azad Khan, Wazir Aurangzeb. Azimus Shah meninggal tahun 1712 M, dan diganti oleh putranya, Jahandar Shah, yang mendapat tantangan dari Farukh Siyar, adiknya sendiri. Jahandar Shah dapat disingkirkan oleh Farukh Siyar tahun 1713 M.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    7. 7
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
    Lihat Humaniora Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun