Sastro Kinthil adalah orang dari Kawedanan yang memang tak jauh dari Desa Parang Pojok, yaitu pemerintahan daerah yang memebawahi beberapa Kecamatan dan di bawah kabupaten. Bagian kerja Sastro Kinthil ini adalah Hubungan Masyarakat bagian Sosialisasi Pemilu dan pilkada. Potongannya Necis, kumis tipis, berkaca mata tebal, ekpresi selalu datar, dengan setelan safari, ballpoint di saku dan disempurnakan dengan peci yang agak kekecilan. Begitulah makhluk satu ini berbentuk absurd dan menarik untuk dibicarakan.
"Heeh Mbok Deee?? Tante doongs!! Uuh Oukeh kalau begitu kita bikinkan" Centhil nan kemayunya Yu Ginah. "ngomong-ngomong, bapak-bapak ini dari mana tho?lalu apa to ini Mase, kok bawa umbul-umbul sepertinya? Dari partai mana sih ya?" Sebelum beranjak kembali kewarungnya Yu Ginah sempatkan mengintrogasi Sastro Kinthil.
"oh ini Budhe, anu.. Bulik, ora nding Tante.... Ini spanduk sosialisasi Calon Gubermen nanti, jangan lupa nyoblos ya." Sastro Kinthil menjelaskan dengan agak Grogi
Manggut-manggut Yu Ginah pergi ke kedalam warungnya.
"Orang partai ya Yu? Kader apa mereka? Tampangnya kok marai pengen nabok gitu ya, apa memang kader itu selalu begitu ya?" Belum apa-apa Bagong sudah emosi hanya karena melihat penampilan Sastro Khintil
"Ho-oh lagunya kaya orang penting saja, pethita-pethiti, kalau pun dia abdi negara kan mereka juga abdi rakyat, alias babunya rakyat, harusnya ya salim ke kita-kita ini dulu lah" Tambah lennon.
"Embuh itu, kayaknya masang sepanduk para Ca-Gub buat pilkada besok, dari sepandukna sih gitu tadi bunyinya, malah ada yang sembonyannya gini lh -- Aku ra nunggu Rondomu/Dudomu, sing tak tunggu Coblosanmu- hihi kaya judul Dangdung Koplo yo" Yu Ginah mlengos ke dalam bilik warungnya menutup celetukan Bagong.
"Kalau tak salah ada 3 Calon Gubermen tahun ini. Satu pasangan incumbent, satu dari oposisi abadinya dan satu lagi dari poros tengah. Tapi apa iya mereka benar benar akan menjadi pemimpin sejati kita-kita nanti ya. Paling sama saja ngga becus seperti yang sudah-sudah." Disemburkan asap Vapor dari mulut Katon saat berujar.
"Iyak paling gitu doangan" Kempleng nambahi.
"palingan sama kaya orson tadi, apa Rokok elektri ora mutumu itu Ton" Lennon mengumpani perbincangan itu.
"ho-oh, kaya rokok mu itu Ton, katanya rokok tapi kok apus-apus, tipu-tipu, rasanya doang padahal bukan, katanya rasa jeruk tapi hanya perasa jeruk, katanya pemimpin jebul hanya sepertinya saja pemimpin, katanya wakil rakyat, jebul memetingkan rakyat kalangannya atau partai dan kelompoknya, rakyat Mbah mu koplor kui po.." Saking emosinya Bagong ngemplok pisang goring sekaligus mak lep ke mulut ketusnya.