Tuma'ninah, ialah ketentraman dan ketenangan hati, yang ditandai dengan hilangnya kegundahan, kekhawatiran dan guncangan darinya. Yang demikian ini tidak akan terjadi karena suatu pun kecuali karena Allah dan dengan cara mengingatnya semata.
Sedangkan, selain itu adalah tuma'ninah yang menipu. Keyakinan kepada Allah selain Allah merupakan kelemahan yang sudah dipastikan Allah dan tidak dapat ditarik kembali.
"Siapa yang merasa tentram karena suatu selain Allah, tentu akan dihinggapi kegundahan keguncangan dan kegelisahan yang datang dari sisi darinya sendiri, siapapun dia.
Bahkan sekiranya seorang hamba merasa tentram dan tenang kepada ilmunya sendiri, keadaan dan amalnya ketentraman itu pun akan sirna dan meninggalkan dirinya. Allah telah menciptakan tujuan yang dikehendaki jiwa orang-orang yang tentram kepada selain-Nya berupa anak panah cobaan, agar hamba-hamba dan para waliNya tahu bahwa orang yang bergantung kepada selain Allah akan terputus.
"Orang yang merasa tentram kepada selain Allah dengan mengabaikan kemaslahatan dan tujuan dirinya tentu akan terhalang," kata Ibnu Qayyim.
Ketika nafsu telah tenang dengan Allah, tenteram dengan mengingat-Nya, berpulang kepada-Nya, rindu berjumpa dengan-Nya, bersandar pada kedekatan-Nya, maka itulah nafsu muthmainnah. Nafsu ini pula yang diseru jadi hamba yang ridha dan diridhai:
"Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha lagi diridhai-Nya," (QS. al-Fajr [89]: 27-28).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H