Sehari semenjak penyerangan yang dilakukan oleh kerajaan Dungra terhadapkerajaan Tavia. Tibalah seorang panglima kerajaan Tavia dirumahnya denganmembawa orang yang sedang terluka parah.
“Ranza,,, Ranza,, cepat bukakan aku pintu,” Teriak seorang panglimakepada istrinya
“Iya baik, siapa yang kau bawaini suamiku ? dan mengapa ia tampaknya terluka parah” Jawab Ranza sambilterheran melihat El yang dibawa oleh suaminya.
“Aku pun tidak yakin siapa dia, tetapi sepertinya ia masih bagian darikeluarga kerajaan Tavia. Tolong kamu rawat lukanya” Balas panglima tersebut.
“Kamu bawa saja ia ke dalam nanti akan aku obati lukanya,”
Dalam kondisinya yang tidak sadarkan diri, El mendengar suara yang sudahlama tidak ia dengar. Suara itu telah lama hilang dari kehidupan El.
“Nak, ini aku ayahmu, dengarkanlah aku” Ayah El berkata
“Ayah ?” El bertanya dalam penasaran
“Ada yang ingin ayah sampaikanpada mu,” Ayah El menjawab
“Apa itu ayah,” Tanya El
“Ibumu sebenarnya masih hidup, ia tinggal di sebuah desa. Desa tersebutbernama Desa Sarebo terletak di sisi utara kerajaan Tavia.” Jawab Ayah El
“Hanya itu yang dapat ayahsampaikan, waktu ayah tidak banyak, aku mencintaimu El dan titip salamku padaibumu.” Ayah El mengucapkan pesan terakhirnya
“Baiklah ayah, aku akan mengunjungi ibu” Balas El
“Satu hal lagi anakku, Ayah percaya, kelak kau akan menjadi seoranglegenda yang dapat mendamaikan negeri ini.” Tandas ayahnya sebelum pergimeninggalkan El
“Ayah…ayah.. jangan pergi,,, kemana dirimu ayah…” El seakan berteriakdalam mimpinya
Masih dalam mimpi, El mendengar suara yang lain. Suara itu bukan suaraayahnya, tetapi seperti suara perempuan yang sudah tidak asing lagi ditelingannya.
“Tolong aku El..”
“Selamatkan aku..”
El pun menjawab, namun sudah tidak ada balasan lagi dari suara itu.
“Zalia apa itu kau ? ..”
Pagi itu mentari rasanya menyejukkan sekali. Burung burung pun bernyayi,bunga pun tersenyum. Suasananya yang asri di perkampungan terpencil dekatdengan perbatasan kerajaan Tavia sebelum hancur.
“Aaarrghh…” El tersadar dan merasa sakit di sekujur tubuhnya. Ia punmelihat sekitar dan terkejut ketika ia mengetahui telah berada di rumahseseorang. Kemudian Ia berjalan keluar rumah dan menemukan seseorang yang tidakdikenalnya.
“Siapa kamu ?! dan ada dimana aku ?!” Tanya El kepada orang tak dikenaltersebut.
“Ooh rupanya kamu sudah sadar, kamu sudah tak sadarkan diri sejak 3 hariyang lalu, perkenalkan namaku adalah Lianza Idzan, Aku adalah pengawal rajaTaseva. Kau sekarang berada dirumahku. Lalu siapakah dirimu ?” Jawab Lianza
“Aku adalah El Quent, Jadi kamu yang menyelamatkan aku saat penyeranganterjadi ? dan apa ini masih di daerah kerajaan Tavia ?” Tanya El
“Ya benar, aku yang menyelamatkanmu, kerajaan Tavia sudah tidak adalagi, sekarang kau berada di desa Sarebo, kampung halamanku.” Jawab Lianza
“Dimana Zalia, mengapa kau tidak membawanya juga. Tolong ceritakanpadaku kejadian penyerangan yang terjadi 3 hari yang lalu” Kata El
Sehari sebelum penyerangan, Lianza sedang bersama raja Taseva untukmengawalnya menuju tempat pelatihan utama. Sesampainya disana, kepalainstruktur pelatihan melapor kepada raja bahwa amunisi persenjataan mereka yangbaru dipesan sudah bisa diambil sekarang. Raja Taseva pun mengutus Lianza untukmengambil pasokan senjata tersebut.
“Kemudian aku pergi untuk mengambil persenjataan tersebut,” lanjutLianza
Keesokan harinya sesaat diperjalanan pulang, Lianza merasa ada yangtidak beres. Ia pun mempercepat langkah kuda dan beberapa orang yangmembantunya mengirim persenjataan dengan kereta kuda. Benar saja, Lianzamelihat kerajaan Tavia telah di bumi hanguskan oleh Kerajaan Dungra. Ia melihatke segala penjuru desa sudah habis terbakar di lalap api.
“Lalu aku pun memutuskan untuk kabur kerumah untuk bersembunyi denganmembawa persenjataan itu,”
Namun ditengah perjalanan saat melewati danau, ia menemukan jasad orangdengan panah menancap di tubuh orang tersebut. Setelah diperiksa denyutjantungnya masih berdetak, maka Lianza pun langsung memberikan pertolonganpertama dan membawa orang tersebut kerumahnya.
“Dan orang itu adalah kau,” kata Lianza
“Lalu dimana keberadaan Zalia, orang yang seharusnya bersamaku disaatpenyerangan berlangsung,” Tanya Eloquent
“Aku tidak melihat siapa siapa lagi kecuali tubuhmu yang tersungkurditanah,” Jawab Lianza
“Jika benar kau bersama temanmu saat itu, firasatku mengatakan, temanmuitu dibawa oleh pasukan yang menyerangmu, kemudian dikirim ke kerajaan Dungra,”Lianza menambahkan.
“Terkutuklah kalian semua bangsa Dungra!” Tambah El sambil meninjudinding yang ada di sebelahnya.
Sejak El Quent mengetahui cerita tersebut, ia memutuskan untuk balasdendam dan akan menghancurkan kerajaan Dungra. Untuk melakukan hal itu, Elsadar ia tidak akan mampu jika harus sendirian. Kemudian ia pun meminta tolongkepada Lianza untuk meminjam kekuatannya.
“Kalian akan membayar perbuatan kalian Kerajaan Dungra. Namun untukmelakukan hal itu, aku tidak bisa sendirian. Aku butuh pasukan. Apa kau maumembantuku ?” Tanya El
“Sebagai pelayan setia keluarga kerajaan Tavia, aku pasti bersedia.Tetapi kita berdua tidak akan cukup” jawab Lianza
“Aku mengerti. Aku akan mengumpulkan seluruh saudaraku untuk bersatumelawan kerajaan Dungra.” Lanjut El Quent
El Quent mempunyai 4 saudarakandung. Ia adalah anggota paling muda, umurnya saja baru 23 tahun. Pragia Acquillaadalah Kakak pertama, Philia Acquilla adalah Kakak kedua, Tercio Acquillaadalah Kakak ketiga dan Cuatro Acquilla : Kakak keempat El. Namun salah satu saudaranyayang merupakan kakak keempat telah tewas saat pertempuran melawan kerajaanDungra. Hal itu terjadi 2 tahun yang lalu, saat kakaknya masih berusia 25 tahun.
“Baiklah, aku juga akan mengumpulkan teman-temanku. Aku akan mulaimencari informasi mengenai jenderal kerajaan Tavia yang masih hidup,” kataLianza.
Setelah berbincang denganLianza, El pun kembali masuk ke rumah Lianza untuk beristirahat. Sambilberbaring di tempat tidur, El teringat akan mimpi yang dialaminya pagi tadi.
“Jika aku ingat lagimimpi yang aku alami pagi tadi, sepertinya ada sesuatu hal penting yang tadiLianza bicarakan dan berhubungan dengan mimpiku.” El bertanya Tanya dalambenaknya
“Aku ingat, Zaliaberteriak meminta tolong kepadaku, tetapi rasanya ada hal lain lagi.”
“Astaga, ini soal yangayah katakan, ibu masih hidup dan berada di desa Sarebo, itu artinya ibu adadisekitar sini. Aku harus mencarinya sekarang juga.” Tiba tiba El berteriakterkejut karena mengingat hal penting itu.
“Lianza aku butuhbantuanmu”, El berlari keluar menemui Lianza
“Ada apa ?” JawabLianza
“Apa benar tadi kaumenyebut kalau desa ini bernama Sarebo ?” Tanya El untuk memastikan
“Iya benar, memangnyakenapa dengan hal itu ?” jawab Lianza
“Tadi pagi aku bermimpibertemu dengan ayahku, ia mengatakan padaku kalau ibuku masih hidup dansekarang tinggal di desa Sarebo” Terang El
“Mungkin itu hanyasebatas mimpi, tetapi jika kau memaksa untuk mencari ibumu di desa ini makaakan aku bantu” Kata Lianza sambil mencoba menenangkan El
“Terima kasih Lianza,nama ibuku adalah Acquilla Viard,” Ujar El memberitahukan nama ibunya
“ Jadi benar dugaankukau masih kerabat kerajaan Tavia. Aku pernah melihatmu dulu ketika masihtinggal di wilayah keluarga kerajaan.” Lianza menghirup nafas panjang.
“Jadi kau tau siapasebenarnya ibuku ?’ Tanya El penasaran.
“Ya aku baru tahuketika kau menyebut nama itu, tetapi…” Lianza menjawabnya dengan gugup danmenundukkan kepala
“Kenapa Lianza ? “Tanya El heran
“Ibumu sudah tiadasejak setahun yang lalu akibat penyakit yang telah lama di idapnya” JawabLianza sambil ketakutan jikalau El akan murka terhadapnya
“A.. Apa benar yang kaukatakan Lianza ?” El menatap Lianza sambil menggenggam erat pundak Lianza
“Itu benar” Jawab Lianzadengan gemetar
“Jika memang benarucapanmu itu, bisakah kau tunjukkan jalan menuju tempat persemayaman terakhiribuku, aku ingin melihatnya” paksa El
“Ikuti aku.” JawabLianza menuruti permintaan El
El dan Lianza pun pergimenuju tempat pemakaman ibu dari El. Mereka kesana dengan menunggangi kuda danditemani obor karena waktu sudah malam. Sesampainya disana El pun tak kuasamenahan tangis, ia pun duduk disebelah makam ibunya. Tiba tiba Lianza bertanyasesuatu kepada El
“El, lihatlah diatasmakam ibumu terdapat kendi yang berisi surat” kata Lianza
“Ah kau benar, akankubuka surat ini” El pun menjawab. Lalu El mengambil surat yang berada di dalamkendi dan membaca surat tersebut dalam hati.
“Ibu, aku berada dipegunungan Topaz sebelah selatan kerajaan Tavia. Aku disini bersama adikkuPhilia. Tercio adik keduaku telah bergabung dengan kerajaan Dungra. Iamengkhianati keluarga Acquilla. Cuatro adik ketigaku telah mati bertempur saatditugaskan raja Tavia menjadi mata mata di kerajaan Dungra. Dan yang terakhiradik bungsuku, El ia hidup bahagia di kerajaan Tavia, aku senang jika ia amandi kerajaan Tavia.
Ibu, maaf, aku sebagaianak tertua telah gagal menjaga adikku, terutama tercio dan cuatro. Hanya ituyang dapat kusampaikan melalui surat ini. Maaf aku tak berada disisimu saat kaumenjalani hari hari terakhirmu. Aku sayang ibu…”
“Pragia”
Setelah malam makinlarut, mereka berdua pun memutuskan kembali pulang ke rumah Lianza.
Sekarang tampaknya Elsudah tahu harus kemana untuk mengumpulkan kembali anggota keluarganya demimendapatkan bantuan untuk menghancurkan kerajaan Dungra dan menyelamatkanseseorang yang sangat dicintainya, Zalia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H