“Hanya itu yang dapat ayahsampaikan, waktu ayah tidak banyak, aku mencintaimu El dan titip salamku padaibumu.” Ayah El mengucapkan pesan terakhirnya
“Baiklah ayah, aku akan mengunjungi ibu” Balas El
“Satu hal lagi anakku, Ayah percaya, kelak kau akan menjadi seoranglegenda yang dapat mendamaikan negeri ini.” Tandas ayahnya sebelum pergimeninggalkan El
“Ayah…ayah.. jangan pergi,,, kemana dirimu ayah…” El seakan berteriakdalam mimpinya
Masih dalam mimpi, El mendengar suara yang lain. Suara itu bukan suaraayahnya, tetapi seperti suara perempuan yang sudah tidak asing lagi ditelingannya.
“Tolong aku El..”
“Selamatkan aku..”
El pun menjawab, namun sudah tidak ada balasan lagi dari suara itu.
“Zalia apa itu kau ? ..”
Pagi itu mentari rasanya menyejukkan sekali. Burung burung pun bernyayi,bunga pun tersenyum. Suasananya yang asri di perkampungan terpencil dekatdengan perbatasan kerajaan Tavia sebelum hancur.