Mohon tunggu...
miyaa dewayani
miyaa dewayani Mohon Tunggu... -

Saya hanya seorang penulis amatiran yang memiliki hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Thariq [Ta'aruf 4]

13 November 2013   20:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:12 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


"Bagaimana itu bisa terjadi? Kecelakaan mobil di jalan tol? Mobil jeep Thariq menatap pembatas jalan lalu jatuh ke laut?"


Tidak. Tidak. Tidak! Aku menggeleng putus asa, aku mulai menangis.


"Mayatnya masih belum ditemukan? Ya Allah. Baiklah aku akan memberitahu Erfiza," paman Sikander melirikku perihatin. "Kalian ada dimana?" Dia diam. "Aku akan ke sana. Hmm. Assalamu'alaikum." Paman Sikander menutup teleponnya lalu menatapku sedih.

"Fiza ... Kamu sudah dengar sendiri kan tadi. Thariq ..." Beliau tidak sanggup meneruskan ucapannya.


Aku terisak dalam pelukan Babajee. "Tidak. Thariq tidak mungkin mati. Huhuuu." Dia tidak mungkin meninggalkanku, apalagi sebentar lagi kami menikah.


"Fiza bersabarlah cucuku. Semua ini takdir Allah," Babajee menasehatiku. Suaranya pecah oleh keperihatinan.


Tidak.


"Fiza ..." Paman Sikander berjalan menghampiriku.


"Tidak!" Mataku membelalak liar. Aku melepaskan diri dari pelukan Babajee.


"Fiza?"


"Tidak! Tidak!" Aku bangkit dari sofa, dan mulai berteriak tak karuan dengan air mata yang terus mengalir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun