Mohon tunggu...
miyaa dewayani
miyaa dewayani Mohon Tunggu... -

Saya hanya seorang penulis amatiran yang memiliki hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Thariq [Ta'aruf 4]

13 November 2013   20:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:12 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Saat kami sedang asik menonton, tiba-tiba telepon rumah berdering.


Siapa menelpon malam-malam begini?


Aku hendak bangun untuk mengangkat telepon, namun Paman Sikander mendahuluiku, dia beranjak untuk mengangkat telepon yang ada di atas meja hias, di samping lemari besar tempat menyimpan televisi.


"Halo. Assalamu'alaikum. Kediaman keluarga Raja Din." Paman Sikander mengangkat teleponnya. Dia diam sejenak, dahinya berkerut saat mendengarkan perkataan lawan bicaranya. "Furqon? Ada apa?"


Furqon? Furqon kan nama kakaknya Thariq. Aku manatap Paman Sikander bingung, jantungku tiba-tiba berdetak was-was. Apa yang terjadi?


Mata cokelat Paman Sikander melebar. Dia menatapku ngeri. "Apa? T-Thariq meninggal?"


Apa? Aku merasakan jantungku tiba-tiba berhenti, dan seluruh tubuhku mendadak lemas.

Thariq ... Meninggal? Tidak, itu tidak mungkin.


"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un (انا لله وانا اليه راجعون)"


Ya Allah. Siapapun tolong katakan padaku kalau itu bohong.


"Fiza?" Babajee menatapku khawatir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun