"Kakek belum tidur?" Aku melihat Babajee yang sedang duduk di ruang keluarga sambil menonton televisi.
Beliau menoleh ke arahku. "Belum. Kakek dan Pamanmu, Sikander, sedang menunggu acara pertandingan sepak bola," dia melirik ke arah jam dinding. "Lima belas menit lagi dimulai. Kamu sendiri kenapa belum tidur?" Babajee balik bertanya padaku.
"Aku insomnia, Kek," jawabku lesu sembari menghenyakan diri di sudut sofa panjang tempat Babajee duduk.
"Mencemaskan pernikahanmu dengan Thariq?"
"Mungkin. Tapi saya pikir saya hanya sedang menghawatirkan hal yang tidak penting," sahutku sambil mengangkat bahu.
"Lho, Fiza? Kenapa belum tidur?" Tegur Paman Sikander yang entah darimana datangnya, tiba-tiba dia sudah berdiri di samping sofa tempatku duduk.
Aku mendongak, menatapnya dengan ekspresi manja. "Aku insomnia Paman," sahutku.
"Mau ikut menonton acara sepak bola bersama kami?" Tawarnya sembari beranjak untuk duduk di sofa, di tengah, diantara aku dan Babajee.
"Tentu saja," sahutku.
###
Acara sepak bola di tivi sudah berlangsung selama tujuh belas menit, pertandingan antara Arab Saudi melawan Pakistan. Pertandingannya cukup seru, walau aku tidak begitu mengerti mengenai sepak bola, tapi aku juga ikut berseru gembira saat salah satu pemain Pakistan membawa bola, dan berhasil membuat gol ke gawang Arab Saudi.