Aku bahagia menjadi kekasihnya dan menikmati hari-hari bersamanya, meski bukan kemewahan yang dia tawarkan, meski bukan tumpukan uang yang dia janjikan. Gelak tawa selalu terdengar disetiap menit yang kami habiskan. Aku tak pernah mengeluh dengan kesederhanaan ini. Aku selalu merasa nyaman karena dia tetap menjagaku, menghangatkanku saat dingin mencumbu kulit halusku. Dia tak pernah bosan mendongeng untuk mengantarku menjemput mimpi dan dia pun tak pernah lelah mencium keningku saat kedua mata sipitku kembali terbuka, serta bibirnya tak pernah absen mengucapkan “Pagi sayang, Love you Mom!” tiap kali menatapku yang kembali dari alam mimpi.
***mom-pop***
Malam ini purnama begitu indah, seakan tangan Malaikat menabur ribuan bintang-gemintang dipermadani biru yang menggelap. Dari balik jendela kamar, ku saksikan panorama yang sangat mempesona. Rinduku kembali menggebu, andai suatu hari nanti aku bisa nikmati indahnya purnama berdua bersamanya sambil berbaring bergulung-gulung manja dipasir pantai yang basah.
Ku goreskan pena diatas selembar kertas putih. Ingin kutitipkan secarik surat pada awan dan gemintang.
***mom-pop**
Dear God, Allah SWT
Tuhan, aku bahagia! Terima kasih untuk alur cerita yang telah engkau takdirkan dihidupku. Terima kasih untuk semua cinta di setiap hembusan nafasku. Aku mohon jangan ubah kebahagiaan ini. Aku ingin tetap tersenyum disampingnya, ingin tetap bermanja dipeluknya, ingin tetap merasakan desah nafasnya ditelingaku. Sumpah aku tak rela wanita lain memilikinya. Aku ingin menjadi jodohnya. Aku sangat berharap aku lah tulang rusuk yang kau ambil dari susunan tulang ditubuhnya dan hanya bersamaku lah kesempurnaan kan tercipta. Aku mencintainya dan hanya ingin hidup bersamanya.
***mom-pop***
Aku harap awan dan bintang gemintang sudi menyampaikan pesanku pada Tuhan, dan semoga hembusan angin malam ini tak memudarkan segumpal rindu yang ku tititpkan untuknya. Semoga Tuhan pun bersedia meng-amien’i do’a ku.
Sepoi angin membelai wajahku lembut, bagai jemari malaikat yang menyimpan ribuan kasih sayang ditiap buku-buku jarinya. Ku hirup nafas dalam dan menghembuskannya dengan perlahan, kembali memejamkan kedua mata sipitku, mencoba membayangkan ada pelukannya yang akan menghangatkanku. Detak jantungku semakin kencang seirama dengan desah nafas yang kian tak beraturan keluar masuk lewat kerongkonganku.
Kerlip bintang seolah menggodaku, mengajakku terbang dan menari menuju hamparan gemintang yang menyilaukan. Aku tersenyum bagai gadis kecil yang dibuai mimpi-mimpi manis.