Proses perhatian sangat penting karena sekadar paparan terhadap suatu model tidak menjamin bahwa pengamat akan memperhatikan (Bandura, 1972). Model harus menarik perhatian pengamat, dan pengamat harus menganggap perilaku model layak ditiru. Hal ini menentukan apakah perilaku tersebut akan dimodelkan. Individu perlu memperhatikan perilaku dan konsekuensinya dan membentuk representasi mental tentang perilaku tersebut. Agar suatu perilaku dapat ditiru, perilaku tersebut harus menarik perhatian kita. Kita mengamati banyak perilaku setiap hari, dan banyak di antaranya yang tidak penting. Oleh karena itu, perhatian sangat penting untuk mengetahui apakah suatu perilaku memengaruhi orang lain untuk menirunya.
2. Retensi
Bandura menyoroti proses retensi dalam imitasi, di mana individu secara simbolis menyimpan perilaku model dalam pikiran mereka. Agar imitasi berhasil, pengamat harus menyimpan perilaku ini dalam bentuk simbolik, secara aktif mengaturnya ke dalam templat yang mudah diingat (Bandura, 1972). Seberapa baik perilaku tersebut diingat. Perilaku tersebut mungkin diperhatikan, tetapi tidak selalu diingat, yang jelas mencegah terjadinya peniruan.
Oleh karena itu, penting untuk membentuk memori tentang perilaku tersebut untuk dilakukan kemudian oleh pengamat.
Sebagian besar pembelajaran sosial tidak langsung terjadi, jadi proses ini sangat penting dalam kasus tersebut. Bahkan jika perilaku tersebut muncul kembali segera setelah melihatnya, perlu ada memori yang dapat dijadikan acuan.
3. Reproduksi Motorik
Ini adalah kemampuan untuk melakukan perilaku yang baru saja ditunjukkan oleh model. Kita melihat banyak perilaku setiap hari yang ingin kita tiru, tetapi ini tidak selalu memungkinkan. Kemampuan fisik kita membatasi kita, jadi meskipun kita ingin meniru perilaku tersebut, terkadang kita tidak bisa. Hal ini memengaruhi keputusan kita untuk mencoba dan menirunya atau tidak. Bayangkan skenario seorang wanita berusia 90 tahun yang kesulitan berjalan sambil menonton Dancing on Ice. Dia mungkin menghargai bahwa keterampilan itu diinginkan, tetapi dia tidak akan mencoba menirunya karena dia secara fisik tidak dapat melakukannya.
Proses reproduksi motorik menggunakan gambaran simbolik internal dari perilaku yang diamati untuk memandu tindakan (Bandura, 1972). Seorang pengamat secara internal meniru suatu perilaku menggunakan simbol-simbol ini sebagai referensi, meskipun tidak ditunjukkan secara eksternal (Manz & Sims, 1981).
4. Motivasi
Terakhir, proses motivasi dan penguatan merujuk pada konsekuensi baik atau buruk yang dirasakan akibat meniru tindakan model, yang cenderung menambah atau mengurangi kemungkinan peniruan. Keinginan untuk melakukan perilaku. Pengamat akan mempertimbangkan ganjaran dan hukuman yang mengikuti perilaku tersebut. Jika imbalan yang dirasakan lebih besar daripada kerugian yang dirasakan (jika ada), pengamat cenderung akan meniru perilaku tersebut. Jika penguatan tidak langsung tidak penting bagi pengamat, mereka tidak akan meniru perilaku tersebut.
7Teori Empati dari Martin Moffman