Radenmas Broto merupakan keturunan ke tujuh dari trah darah biru sebuah kerajaan di pulau Jawa. Pada usianya yang menjelang enampuluhan, ia menghadapi kenyataan pahit, bahwa anak lelakinya tidak mau menikah. Sejak saat itu ia selalu terlihat gelisah, apalagi pernikahannya dengan Rara Ayu hanya mampu membuahkan satu orang anak saja, yaitu Birowo.
Suatu ketika, di awal musim kemarau, saat anak laki-laki semata wayangnya sedang bepergian keluar kota, ia menemukan sebuah foto lelaki yang terselib dalam sebuah novel kesukaan anaknya. Ketika ditatapnya dengan lebih seksama, tiba-tiba sebuah foto yang lain terjatuh,
"Oh tuhanku!" sontak ia berteriak terkejut dan limbung
Tampak adegan Birowo sedang berciuman bibir dengan seorang lelaki!
.
***
.
"Kringgg..."
"Met pagi kangmas Broto, ada apa ya, pagi-pagi dah nelpun saya?" jawab Raden Ayu Kinasih
"Anu djeng, anu... aduhhh," serasa tercekat, Radenmas Broto tak mampu meneruskan lagi omongannya
"Sudah... sareh (sabar) dulu kangmas, coba biacaranya pelan-pelan saja, ndak usah grusa-grusu (terburu-buru)," balas Raden Ayu Kinasih
"Hehh... hhh"
"Anu djeng, begini, rencana perjodohan anak kita, bisa dipercepat ndak? Kalau bisa, bulan depan kita dah adain ijab kobulnya? Jangan takut, semua biaya saya tanggung.. hehhh," lanjut Radenmas Broto
"O... walah.... cuma itu tho.. kirain opo he.. he.. lha sumonggo kangmas, kulo dherek mawon(silakan kangmas, saya turut saja)," jawab Raden Ayu Kinasih sambil sedikit terkekeh senang
.
***
.
Dari balik pintu, terlihat Dewi sangat gelisah,
"Gawat, jadi kanjeng ibu jadi menjodohkan aku toh?" gumannya pedih
"Aku harus segera beritahu yayang!"
Setengah berlari, ia masuk ke kamarnya, berganti pakaian dan segera menyambar kunci mobil kecilnya. Tujuannya hanya satu, bertemu kekasih hatinya. Gerah hatinya, gelisah jiwanya, hingga tak sabar, ditelponnya sang kekasih sambil menyetir dengan kecepatan tinggi,
"Ayang, aku tunggu di kafe kita ya? Ini aku sudah mo nyampe."
Di kafe kita, Dewi, segera berlari menghambur ke dalam pelukan kekasihnya, tanpa malu atau risih pada pengunjung lainnya, airmatanya tak terbendung lagi, mengalir deras, bersama rintik hujan yang turun semakin lebat
"Maafkan aku Put, aku harus turut dengan kanjeng ibu."
"Hemh"
"Aku mengerti.. aku mengerti, tapi...."
"Aku tetap mencintaimu Put, yayangku tersayang."
"..............."
"Sudahlah, aku mengerti, jalanilah semua itu, tapi plizz jangan lupakan aku ya?"
"Iyahh..."
.
***
.
Akhirnya hari itu datang juga, Radenmas Broto sangat bahagia, karena anak lelakinya akhirnya mau menikah dan hidup normal. Hanya saja, setelah beberapa tahun menikah, mereka belum juga mempunyai keturunan.
Suatu pagi, ia memanggil anak lelakinya,
"Le, bapak sudah sepuh (tua), mungkin sebentar lagi akan meninggalkan dunia ini, kapan bapak bisa menimang cucu?"
"E.. ee... inggih (iya) kangjeng romo, sedang kami usahakan nih, moga-moga bulan depan Dewi sudah bisa hamil," jawab Birowo bohong
"Bagus," balas Radenmas Broto sambil berlalu
Sepeninggal ayahnya, Birowo menjadi super bingung, sebab dari pertama ia menikah dengan Dewi, tak pernah sekalipun ia mampu berhubungan badan. Yah, karena ia tidak bisa hidup normal, masih homo... dan lebih terkejut lagi saat istrinya mau memakluminya, sambil berkata,
"Aku juga tak bernafsu pada lelaki kangmas..."
"Hah? Maksudmu?"
"Aku lesbian mas.. maaf..."
"Astaga!"
"Tapi kita harus punya anak Wi? Lihat, kanjeng romo sudah berusia lanjut, dan mungkin ia akan segera mangkat..."
"Bagaimana ya kangmas, aku hanya mampu terangsang oleh wanita, dan kamu ju...." belum habis kata-kata Dewi, Birowo sudah memotongnya
"Cukup... aku mengerti.. aku mengerti..."
"...................."
"Panjenengan duka kangmas? Kulo nyuwun pangapunten nggih." (kamu marah kangmas? Saya minta maaf)
"Tidak.. tidak.... Aku hanya mau tanya, apakah kamu bersedia mengandung?"
"Iya kangmas, demi orangtua kita, aku bersedia.. tapi...."
"Sudah, kalau kau sanggup, mulai besok kita mulai!"
"Tapi..."
"Sudahlah, percayakan sama kangmas..."
Begitulah, akhirnya sejak hari itu, kekasih Dewi dan kekasih Birowo sering bertandang ke rumah mereka. Bukan untuk reuni, melainkan untuk melakoni sebuah persetubuhan badan! Dengan pasangan masing-masing! Lesbian dan homo! Ketika sudah hampir klimaks, baru kemudian Birowo menumpahkannya pada Dewi, istrinya.
Dan.. setelah beberapa lama, akhirnya Dewi hamil.
.
***
.
Inilah aku, Sonya, lahir dari seorang ibu yang menyandang predikat lesbian murni dan ayah seorang penganut homoseks tulen.
Akulah kegelapan, yang diciptakan dalam persetubuhan berempat, yang melawan kodrat Tuhan, aku sadar, aku tahu, dan aku... Lesbian.
.
.
.
jogja, awal Agustus 2024
miss sukarti dimejo
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI