"Tapi kita harus punya anak Wi? Lihat, kanjeng romo sudah berusia lanjut, dan mungkin ia akan segera mangkat..."
"Bagaimana ya kangmas, aku hanya mampu terangsang oleh wanita, dan kamu ju...." belum habis kata-kata Dewi, Birowo sudah memotongnya
"Cukup... aku mengerti.. aku mengerti..."
"...................."
"Panjenengan duka kangmas? Kulo nyuwun pangapunten nggih." (kamu marah kangmas? Saya minta maaf)
"Tidak.. tidak.... Aku hanya mau tanya, apakah kamu bersedia mengandung?"
"Iya kangmas, demi orangtua kita, aku bersedia.. tapi...."
"Sudah, kalau kau sanggup, mulai besok kita mulai!"
"Tapi..."
"Sudahlah, percayakan sama kangmas..."
Begitulah, akhirnya sejak hari itu, kekasih Dewi dan kekasih Birowo sering bertandang ke rumah mereka. Bukan untuk reuni, melainkan untuk melakoni sebuah persetubuhan badan! Dengan pasangan masing-masing! Lesbian dan homo! Ketika sudah hampir klimaks, baru kemudian Birowo menumpahkannya pada Dewi, istrinya.