"Ayang, aku tunggu di kafe kita ya? Ini aku sudah mo nyampe."
Di kafe kita, Dewi, segera berlari menghambur ke dalam pelukan kekasihnya, tanpa malu atau risih pada pengunjung lainnya, airmatanya tak terbendung lagi, mengalir deras, bersama rintik hujan yang turun semakin lebat
"Maafkan aku Put, aku harus turut dengan kanjeng ibu."
"Hemh"
"Aku mengerti.. aku mengerti, tapi...."
"Aku tetap mencintaimu Put, yayangku tersayang."
"..............."
"Sudahlah, aku mengerti, jalanilah semua itu, tapi plizz jangan lupakan aku ya?"
"Iyahh..."
.
***
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!