Dalam beberapa ayat al-Qur'an, Allah SWT berkali -- kali menegaskan tentang anjuran untuk mencegah kemungkaran. Karena, jika kemungkaran disuatu tempat telah merajarela, maka kerusakan akan merata didaerah itu. Yang sangat disayangkan adalah kerusakan akan menimpa orang -- orang shalih juga. Pada akhirnya azab Allah akan menimpa orang -- orang yang shalih tadinya.
Dari pemaparan ta'rif dan pembagian jihad diatas terlihat bahwa, jihad ada yang sifatnya penekanan terhadap pembentukan peribadi muslim dan ada yang sifatnya proteksi terhadap kaum muslimin dari gangguan luar.Â
Keduanya memiliki etika yang perlu difahami oleh seorang mujahid sebelum terjun ke medan jihad. Urgennya etika jihad untuk difahami supaya tidak terjadi kesalah pahaman dalam penerapannya. Sehingga esensi dari jihad dapat terwujud sebagaimana yang telah ditetapkan oleh syariat.
PENUTUPAN
Jihad didalam islam tidak selamanya bermakna perang. Jihad lebih luas dari sekedar perang. Karena setiap kesungguhan yang dilakukan oleh kaum muslimin dalam rangka mendekatkan diri kepada allah Allahu SWT sudah termasuk jihad. Adapun jihad yang sering dimaknai dengan perang merupakan solusi terakhir dalam rangka berdakwah menegakkan kalimatullah. Karena agama islam membenci peperangan.
Fakta lain yang menunjukkan bahwa jihad tidak sebatas perang adalah makna jihad yang luas. Hal ini dapat dilihat dari pembagian jihad menurut ibn Qayyim yang terdiri dari tiga belas tingkat. Dalam tingkatan jihad ini, terlihat bahwa jihad perang merupakan salah satu bagian saja dari jihad.
Kemudian, kalaupun harus berperang, perang yang dilakukan umat islam merupakan perang yang paling manusiawi. Ini terlihat dari etika perang yang bisa dijumpai dari beberapa hadist nabi SAW dan ayat al-Qur'an. Dengan etika perang ini, perang yang dilakukan ummat islam tidak ada tendensi untuk memperkaya diri dan negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H