Saat influencer memamerkan gadget canggih, langsung masuk wishlist. Fenomena ini dikenal dengan istilah Fear of Missing Out (FOMO), yang membuat kita takut ketinggalan atau merasa tidak cukup baik jika tidak mengikuti tren.
Mengatasi FOMO membutuhkan kesadaran untuk memahami bahwa kebahagiaan sejati tidak selalu bisa dibeli.Â
Fokus pada kebutuhan dan tujuan jangka panjang dapat membantu mengurangi tekanan untuk mengikuti tren.Â
Selain itu, mengurangi waktu yang dihabiskan untuk scrolling media sosial dapat membantu menghindari pemicu FOMO.Â
Mengalihkan perhatian pada kegiatan yang lebih bermanfaat, seperti meningkatkan keterampilan atau produktivitas, juga bisa menjadi cara efektif untuk menyeimbangkan gaya hidup.
Hemat Bukan Berarti Pelit
Mengelola keuangan dengan bijak adalah bentuk penghargaan terhadap diri sendiri dan masa depan.Â
Hemat bukan berarti pelit, melainkan cara untuk memastikan bahwa kebutuhan utama tetap terpenuhi dan masa depan lebih terjamin.
Menetapkan tujuan tabungan dengan tenggat waktu tertentu, seperti dana darurat atau liburan, dapat memberikan motivasi untuk menyisihkan uang.Â
Selain itu, mengganti kebiasaan konsumtif dengan kegiatan yang lebih produktif, seperti membaca buku atau belajar keterampilan baru, juga bisa membantu mengelola keuangan dengan lebih baik.Â
Hindari kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain yang memiliki gaya hidup lebih mewah, karena setiap orang memiliki prioritas dan kondisi finansial yang berbeda.
Kesimpulan
Mengelola keuangan dengan bijak bukanlah hal yang mudah, terutama jika kita sering terjebak dalam kebiasaan boros.Â