Membuat daftar belanja sebelum pergi ke toko atau membuka aplikasi belanja online juga dapat membantu membatasi pengeluaran yang tidak perlu.Â
Selain itu, menetapkan anggaran khusus untuk pembelian impulsif dan disiplin mematuhinya adalah langkah penting untuk mengelola keuangan dengan lebih baik.
2. Efek Emosional: Belanja Sebagai Pelarian
Ketika merasa stres, bosan, atau bahkan bahagia berlebihan, banyak orang menggunakan belanja sebagai cara melampiaskan emosi. Fenomena ini dikenal dengan istilah retail therapy.Â
Menurut penelitian, membeli sesuatu dapat memberikan rasa kontrol atau kebahagiaan sementara. Namun, efek ini hanya sesaat, sementara tagihan kartu kredit bisa bertahan lebih lama.
Untuk mengatasi belanja sebagai pelarian emosional, penting untuk mencari alternatif yang lebih sehat dalam menghadapi stres atau kebosanan.Â
Berolahraga, bermeditasi, atau berbicara dengan teman adalah beberapa pilihan yang dapat membantu mengalihkan perhatian dari dorongan belanja.Â
Jika dorongan untuk belanja muncul, beri waktu jeda selama 24 jam sebelum membuat keputusan untuk memastikan bahwa pembelian tersebut benar-benar diperlukan.Â
Menulis jurnal juga bisa menjadi cara efektif untuk mencatat emosi dan memahami pola perilaku belanja yang tidak sehat.
3. Kurangnya Perencanaan Keuangan
Banyak orang boros karena tidak memiliki rencana keuangan yang jelas.Â
Mereka cenderung menganggap uang yang dimiliki saat ini harus segera dihabiskan tanpa memikirkan kebutuhan masa depan.Â
Akibatnya, pengeluaran menjadi tidak terkontrol, terutama untuk hal-hal konsumtif seperti makan di luar atau membeli barang-barang bermerek.