Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Laki-laki Tidak Bercerita, Stereotip Maskulinitas dan Dampaknya pada Kesehatan Mental

25 Desember 2024   12:00 Diperbarui: 25 Desember 2024   09:14 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi laki-laki tidak bercerita (sumber:freepik/freepik)

Hasil dari pola asuh ini adalah pembentukan konsep maskulinitas hegemonik, yaitu gambaran ideal laki-laki yang kuat, mandiri, dan tidak menunjukkan kelemahan. Namun, di balik maskulinitas ini, tersembunyi potensi masalah yang serius.

Dampak Maskulinitas pada Kesehatan Mental

Hegemonik maskulin bukan hanya sebuah gambaran sosial, tetapi juga menjadi tekanan yang dialami laki-laki dalam kehidupan sehari-hari. 

Dalam budaya ini, laki-laki yang menunjukkan emosi seperti sedih atau cemas sering kali dianggap lemah atau tidak "maskulin". 

Akibatnya, banyak laki-laki merasa harus menahan diri untuk tidak berbicara tentang perasaan atau masalah mereka.

Ronald F. Levant, seorang psikolog ternama, memperkenalkan konsep normative male alexithymia, yaitu kondisi di mana laki-laki kesulitan memahami, mengenali, atau mengungkapkan emosi mereka. 

Levant menjelaskan bahwa ini adalah hasil dari proses sosial yang berlangsung bertahun-tahun, di mana laki-laki diajarkan untuk menekan emosi mereka demi mempertahankan citra maskulin.

Dampak dari kondisi ini sangat nyata. Laki-laki sering kali enggan mencari bantuan profesional, seperti psikolog atau psikiater, bahkan ketika mereka menghadapi masalah serius. 

Jill Berger, seorang psikolog asal Florida, membuat analogi menarik tentang hal ini. Ia meminta kita membayangkan sosok Marlboro Man, seorang pria gagah, berani, dan maskulin. 

Membayangkan sosok ini pergi ke psikolog saja sudah terasa "janggal" bagi banyak orang. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya stigma sosial terhadap laki-laki yang mencari bantuan untuk kesehatan mental.

Angka Bunuh Diri pada Laki-Laki

Masalah ini bukan sekadar teori. Survei Priory yang dilakukan terhadap 1.000 pria di Inggris menemukan bahwa 40% responden tidak pernah membahas kesehatan mental mereka. 

Alasan utama? Rasa malu dan stigma negatif terhadap topik ini. Ironisnya, 77% dari mereka mengaku mengalami gejala kecemasan, stres, atau depresi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun