Dalam jangka panjang, ini bisa mengakibatkan stres dan kelelahan mental.Â
Multitasking sering kali menimbulkan perasaan kewalahan karena otak terus berusaha menyelesaikan beberapa tugas sekaligus.Â
Selain itu, gangguan yang datang dari notifikasi digital secara terus-menerus meningkatkan tekanan mental, karena kita merasa harus merespons setiap gangguan tersebut.
Bagi mereka yang sering terlibat dalam multitasking, stres bukanlah satu-satunya risiko.Â
Studi menunjukkan bahwa multitasking secara berlebihan bisa berdampak pada penurunan kemampuan otak dalam memproses informasi.Â
Bahkan, efek multitasking dapat mempengaruhi otak hingga memperlambat kecepatan berpikir serta menurunkan kemampuan mengambil keputusan secara efektif.
Mengapa Kita Tetap Melakukan Multitasking?
Jika multitasking terbukti merugikan produktivitas dan kesehatan mental, lalu mengapa banyak dari kita tetap melakukannya?Â
Salah satu alasannya adalah karena multitasking menciptakan ilusi produktivitas. Ketika kita mengerjakan banyak hal sekaligus, ada perasaan bahwa kita sudah menyelesaikan banyak pekerjaan.Â
Sayangnya, hasil akhir sering kali menunjukkan sebaliknya. Tugas yang dikerjakan menjadi kurang optimal, dan waktu yang dihabiskan justru lebih banyak daripada jika kita fokus pada satu tugas.
Selain itu, dorongan untuk multitasking juga bisa berasal dari tekanan eksternal, seperti beban pekerjaan yang tinggi atau ekspektasi dari lingkungan.Â
Ketika ada banyak tugas yang belum selesai, kita cenderung merasa harus mengerjakan semuanya sekaligus agar tidak merasa terbebani. Namun, kenyataannya, multitasking justru memperpanjang waktu penyelesaian tugas tersebut.