Uang yang hanya disimpan di bank akan tergerus oleh inflasi, yang pada akhirnya menurunkan daya beli mereka.
Begitu juga dengan asuransi. Banyak orang menganggap membayar premi asuransi sebagai kerugian, padahal ketika sesuatu yang buruk terjadi, seperti sakit atau kecelakaan, biaya yang harus mereka tanggung jauh lebih besar dibandingkan jika mereka membayar premi asuransi secara rutin.Â
Lagi-lagi, Loss Aversion membuat mereka lebih takut pada kerugian yang disadari, sehingga mereka menghindari asuransi, padahal risiko tanpa asuransi jauh lebih besar.
Kesimpulan: Mengatasi Ketakutan Terhadap Risiko
Teori Loss Aversion memberikan kita wawasan penting tentang bagaimana manusia cenderung lebih takut terhadap kerugian daripada menikmati keuntungan.Â
Ini adalah kecenderungan alami yang bisa mempengaruhi berbagai aspek kehidupan kita, mulai dari keputusan finansial, bisnis, hingga investasi.Â
Dengan memahami teori ini, kita bisa lebih bijak dalam menghadapi risiko, tidak hanya berfokus pada kerugian yang mungkin terjadi, tetapi juga membuka mata terhadap peluang keuntungan yang ada.
Semoga dengan pemahaman ini, kita bisa lebih berani mengambil langkah yang bijak dan tidak terjebak dalam ketakutan yang berlebihan terhadap risiko.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H