Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Loss Aversion: Mengapa Kita Lebih Takut Rugi daripada Bahagia Mendapat Untung?

19 Oktober 2024   06:00 Diperbarui: 24 Oktober 2024   16:12 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi loss aversion. sumber: freepik

Uang yang hanya disimpan di bank akan tergerus oleh inflasi, yang pada akhirnya menurunkan daya beli mereka.

Begitu juga dengan asuransi. Banyak orang menganggap membayar premi asuransi sebagai kerugian, padahal ketika sesuatu yang buruk terjadi, seperti sakit atau kecelakaan, biaya yang harus mereka tanggung jauh lebih besar dibandingkan jika mereka membayar premi asuransi secara rutin. 

Lagi-lagi, Loss Aversion membuat mereka lebih takut pada kerugian yang disadari, sehingga mereka menghindari asuransi, padahal risiko tanpa asuransi jauh lebih besar.

Kesimpulan: Mengatasi Ketakutan Terhadap Risiko

Teori Loss Aversion memberikan kita wawasan penting tentang bagaimana manusia cenderung lebih takut terhadap kerugian daripada menikmati keuntungan. 

Ini adalah kecenderungan alami yang bisa mempengaruhi berbagai aspek kehidupan kita, mulai dari keputusan finansial, bisnis, hingga investasi. 

Dengan memahami teori ini, kita bisa lebih bijak dalam menghadapi risiko, tidak hanya berfokus pada kerugian yang mungkin terjadi, tetapi juga membuka mata terhadap peluang keuntungan yang ada.

Semoga dengan pemahaman ini, kita bisa lebih berani mengambil langkah yang bijak dan tidak terjebak dalam ketakutan yang berlebihan terhadap risiko.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun