Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Investasi di Tengah Ketidakpastian Ekonomi: Emas atau Properti, Mana yang Lebih Tahan Banting?

12 Oktober 2024   06:00 Diperbarui: 12 Oktober 2024   06:20 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi investasi. sumber: freepik

Kondisi ekonomi dunia saat ini masih diliputi oleh ketidakpastian. 

Pemulihan ekonomi global yang lebih lambat dari perkiraan, serta berbagai faktor geopolitik yang memanas, membuat investor harus lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi. 

Dalam situasi seperti ini, memilih produk investasi yang tepat menjadi krusial untuk meminimalkan potensi kerugian dan menjaga nilai aset dalam jangka panjang.

Di antara banyaknya pilihan investasi, emas dan properti sering menjadi dua opsi yang dipertimbangkan sebagai aset safe haven yang relatif stabil dan mampu melindungi kekayaan di masa sulit. 

Keduanya menawarkan potensi keuntungan, namun dengan karakteristik, kelebihan, dan kekurangan masing-masing. 

Ketidakpastian Ekonomi dan Dampaknya pada Investasi

Ekonomi global terus diguncang oleh berbagai ketidakpastian, mulai dari ketidakpastian kebijakan moneter di Amerika Serikat, inflasi yang masih tinggi di banyak negara, hingga konflik geopolitik seperti yang terjadi di Timur Tengah. 

Semua ini mempengaruhi stabilitas pasar keuangan dan membuat investor harus berpikir lebih strategis dalam menempatkan modal mereka.

Dalam situasi seperti ini, banyak investor mulai mencari aset safe haven yang dapat menjaga nilai kekayaan mereka dari penurunan tajam di pasar saham atau instrumen keuangan lainnya. 

Emas dan properti menjadi pilihan yang paling sering dipertimbangkan karena keduanya dikenal memiliki stabilitas nilai yang lebih baik dibandingkan dengan instrumen lainnya.

Namun, untuk memutuskan mana yang lebih sesuai---emas atau properti---investor perlu memahami lebih dalam tentang karakteristik kedua aset ini. 

Mari kita bahas lebih rinci tentang tren dan kelebihan serta kekurangan dari masing-masing jenis investasi ini.

Kenaikan Harga Emas sebagai Aset Safe Haven

Kenaikan permintaan emas sebagai aset safe haven selalu terjadi ketika ada ketidakpastian global. 

Hal ini terjadi karena emas secara historis dipandang sebagai aset yang memiliki nilai intrinsik, tidak seperti mata uang fiat yang dapat terdepresiasi akibat kebijakan moneter atau geopolitik.

Contoh terbaru dari tren ini adalah meningkatnya harga emas di tengah konflik Timur Tengah, yang melibatkan Israel, Iran, dan Lebanon. 

Harga emas global hampir mencapai $2.700 per troy ons, sebagian besar didorong oleh ketidakpastian geopolitik dan penurunan nilai mata uang di banyak negara. 

Secara historis, setiap kali terjadi konflik besar atau ketidakstabilan politik antarnegara, investor beralih ke emas untuk melindungi kekayaan mereka.

Meski harga emas sempat mengalami penurunan pada awal Oktober setelah laporan tenaga kerja AS yang kuat, volatilitas harga emas diperkirakan akan berlanjut karena data inflasi dan kebijakan moneter dari Federal Reserve yang akan dirilis dalam waktu dekat. 

Namun, fluktuasi harian harga emas ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan oleh investor jangka panjang. Dalam jangka menengah hingga panjang, emas cenderung mengalami apresiasi nilai yang stabil.

Tren Harga Properti di Tengah Ketidakpastian Global

Selain emas, properti juga menjadi pilihan investasi yang banyak diminati, terutama bagi mereka yang mencari aset yang lebih konkret dan dapat memberikan pendapatan pasif. 

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, tren harga properti juga mengalami tekanan, meskipun masih ada kenaikan.

Di Indonesia, berdasarkan laporan Bank Indonesia, harga properti residensial di pasar primer tumbuh sebesar 1,76% pada kuartal kedua tahun 2024 secara tahunan (year on year). 

Meskipun pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya, properti tetap dipandang sebagai aset yang memiliki nilai apresiasi yang baik dalam jangka panjang, terutama di kota-kota besar dengan permintaan yang tinggi.

Namun, konflik yang sedang berlangsung di Timur Tengah memiliki dampak tidak langsung pada harga properti. 

Harga bahan bangunan cenderung meningkat karena naiknya harga minyak dunia akibat konflik. Hal ini berpotensi menekan industri properti, terutama pada biaya produksi dan pembangunan perumahan. 

Meski demikian,  saat ini adalah waktu yang tepat untuk mempertimbangkan pembelian properti sebagai langkah antisipatif sebelum harga bahan bangunan semakin melonjak.

Keuntungan dan Kerugian Investasi Properti

Keuntungan Investasi Properti

  1. Nilai Properti yang Cenderung Naik
    Properti secara umum memiliki kecenderungan untuk mengalami kenaikan nilai seiring waktu, terutama jika berada di lokasi yang strategis. Dengan perencanaan yang tepat, properti dapat memberikan keuntungan yang signifikan dari apresiasi nilai. Selain itu, populasi yang terus bertambah serta kebutuhan akan perumahan yang terus meningkat menjadi pendorong kenaikan harga properti di banyak daerah.

  2. Pendapatan Pasif dari Penyewaan
    Selain keuntungan dari apresiasi nilai, properti juga dapat memberikan pendapatan pasif melalui penyewaan. Pemilik properti dapat menyewakan rumah atau apartemen mereka dan mendapatkan penghasilan tetap setiap bulan. Ini menjadi salah satu daya tarik utama bagi investor yang menginginkan arus kas yang stabil dan berkelanjutan.

Kerugian Investasi Properti

  1. Modal Awal yang Besar
    Salah satu tantangan utama dalam berinvestasi properti adalah kebutuhan modal yang cukup besar. Membeli rumah atau apartemen membutuhkan uang muka yang signifikan, ditambah biaya tambahan seperti pajak properti, perawatan, dan asuransi. Selain itu, jika properti disewakan, ada risiko tambahan seperti penyewa yang tidak bertanggung jawab yang bisa menyebabkan kerusakan pada properti.

  2. Kurang Likuid
    Properti bukanlah jenis investasi yang mudah dicairkan. Proses penjualan properti bisa memakan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, tergantung pada kondisi pasar. Ini menjadikan properti kurang fleksibel jika dibandingkan dengan instrumen investasi lain seperti emas yang lebih mudah dicairkan menjadi uang tunai.

Keuntungan dan Kerugian Investasi Emas

Keuntungan Investasi Emas

  1. Likuiditas Tinggi
    Salah satu keunggulan utama emas adalah likuiditasnya yang tinggi. Emas mudah dijual dan dicairkan menjadi uang tunai kapan saja, menjadikannya pilihan investasi yang ideal bagi mereka yang membutuhkan fleksibilitas dalam mengelola aset.

  2. Pelindung Nilai di Tengah Ketidakpastian Ekonomi
    Emas sering dianggap sebagai pelindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi. Saat inflasi tinggi atau nilai mata uang melemah, harga emas cenderung stabil atau bahkan meningkat, menjadikannya pilihan investasi yang aman di masa sulit.

  3. Dapat Dimulai dengan Modal Kecil
    Berbeda dengan properti yang membutuhkan modal besar, investasi emas dapat dimulai dengan modal yang relatif kecil. Misalnya, dengan harga 1 gram emas sekitar Rp1,4 juta, investor dapat membeli emas dalam pecahan kecil, atau bahkan emas digital yang bisa dibeli mulai dari Rp10.000.

Kerugian Investasi Emas

  1. Tidak Menghasilkan Pendapatan Pasif
    Berbeda dengan properti, emas tidak memberikan pendapatan pasif. Keuntungan dari investasi emas hanya dapat diperoleh saat harga emas naik dan dijual kembali. Ini menjadikan emas lebih cocok sebagai alat penyimpan kekayaan, bukan sebagai sumber pendapatan rutin.

  2. Biaya Penyimpanan
    Salah satu risiko dalam investasi emas fisik adalah keamanan penyimpanan. Investor perlu mempertimbangkan biaya tambahan untuk menjaga emas tetap aman, seperti menyewa brankas atau menggunakan layanan penyimpanan berbayar.

Mana yang Lebih Tepat untuk Anda?

Setelah memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing aset, pilihan terbaik tergantung pada tujuan investasi dan profil risiko Anda. 

Jika Anda memiliki modal besar dan mencari pendapatan rutin, investasi properti bisa menjadi pilihan yang tepat. 

Namun, jika Anda lebih mencari investasi yang fleksibel dan mudah dicairkan, emas bisa menjadi opsi yang lebih menarik.

Diversifikasi dengan menggabungkan kedua jenis investasi ini juga bisa menjadi strategi yang cerdas. 

Dengan memadukan properti, emas, serta instrumen lain seperti saham dan reksa dana, Anda dapat memaksimalkan potensi keuntungan sekaligus mengurangi risiko dalam portofolio investasi jangka panjang Anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun