Mari kita bahas lebih rinci tentang tren dan kelebihan serta kekurangan dari masing-masing jenis investasi ini.
Kenaikan Harga Emas sebagai Aset Safe Haven
Kenaikan permintaan emas sebagai aset safe haven selalu terjadi ketika ada ketidakpastian global.Â
Hal ini terjadi karena emas secara historis dipandang sebagai aset yang memiliki nilai intrinsik, tidak seperti mata uang fiat yang dapat terdepresiasi akibat kebijakan moneter atau geopolitik.
Contoh terbaru dari tren ini adalah meningkatnya harga emas di tengah konflik Timur Tengah, yang melibatkan Israel, Iran, dan Lebanon.Â
Harga emas global hampir mencapai $2.700 per troy ons, sebagian besar didorong oleh ketidakpastian geopolitik dan penurunan nilai mata uang di banyak negara.Â
Secara historis, setiap kali terjadi konflik besar atau ketidakstabilan politik antarnegara, investor beralih ke emas untuk melindungi kekayaan mereka.
Meski harga emas sempat mengalami penurunan pada awal Oktober setelah laporan tenaga kerja AS yang kuat, volatilitas harga emas diperkirakan akan berlanjut karena data inflasi dan kebijakan moneter dari Federal Reserve yang akan dirilis dalam waktu dekat.Â
Namun, fluktuasi harian harga emas ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan oleh investor jangka panjang. Dalam jangka menengah hingga panjang, emas cenderung mengalami apresiasi nilai yang stabil.
Tren Harga Properti di Tengah Ketidakpastian Global
Selain emas, properti juga menjadi pilihan investasi yang banyak diminati, terutama bagi mereka yang mencari aset yang lebih konkret dan dapat memberikan pendapatan pasif.Â
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, tren harga properti juga mengalami tekanan, meskipun masih ada kenaikan.
Di Indonesia, berdasarkan laporan Bank Indonesia, harga properti residensial di pasar primer tumbuh sebesar 1,76% pada kuartal kedua tahun 2024 secara tahunan (year on year).Â