Padahal, di dunia kerja saat ini, banyak perusahaan yang mencari karyawan dengan keterampilan seperti analisis data, coding, pemasaran digital, dan keterampilan teknis lainnya yang berkaitan dengan teknologi.
Selain itu, teknologi yang berkembang dengan cepat membuat keterampilan yang dulunya relevan menjadi usang jika tidak di-update.Â
Gen Z yang tidak secara aktif belajar keterampilan baru atau mengikuti perkembangan teknologi akan kesulitan bersaing di pasar kerja.Â
Tanpa adanya penambahan keterampilan praktis yang relevan dengan kebutuhan industri, lulusan baru bisa kesulitan mendapatkan pekerjaan yang sesuai.
2. Disrupsi Teknologi
Teknologi yang semakin maju tidak hanya menciptakan peluang, tetapi juga tantangan.Â
Banyak pekerjaan yang dulunya dikerjakan manusia kini dapat diotomatisasi menggunakan mesin atau perangkat lunak.Â
Misalnya, di sektor manufaktur, pekerja manual telah banyak digantikan oleh robot yang dapat bekerja lebih cepat dan efisien.Â
Di sektor lain seperti administrasi, banyak tugas yang dulu memerlukan tenaga manusia kini bisa dikerjakan oleh perangkat lunak otomatis.
Hal ini mengakibatkan hilangnya beberapa jenis pekerjaan atau berkurangnya jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.Â
Untuk Gen Z yang baru memasuki dunia kerja, mereka harus mampu beradaptasi dengan perubahan ini dan belajar keterampilan yang tidak mudah digantikan oleh mesin. Jika tidak, mereka berisiko tertinggal dalam persaingan kerja.
3. Ekspektasi yang Tinggi dan Peluang yang Terbatas
Gen Z dikenal memiliki ekspektasi tinggi terhadap pekerjaan. Banyak yang menginginkan pekerjaan dengan gaji besar, jam kerja fleksibel, lingkungan kerja yang nyaman, dan keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi yang baik.Â