Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Malang, suka menulis tentang ekonomi dan puisi, pegiat literasi keuangan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Dilema Eksistensial: Mengapa Hidup yang Sempurna Bisa Menghadirkan Rasa Hampa?

26 Agustus 2024   06:00 Diperbarui: 26 Agustus 2024   06:02 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini bisa terjadi karena kesuksesan tidak selalu menyelesaikan masalah personal atau emosional kita. Ketika pencapaian tidak memenuhi harapan kita, perasaan hampa dan ketidakpuasan bisa muncul.

5. Ketakutan Akan Kehilangan

Ketakutan akan kehilangan kesuksesan yang telah dicapai juga bisa menjadi sumber stres dan kecemasan. 

Ketika seseorang berhasil mencapai puncak, mereka mungkin merasa terancam oleh kemungkinan kehilangan segala sesuatu yang telah dicapai. 

Ketakutan ini dapat menyebabkan kecemasan yang mengganggu kebahagiaan dan kepuasan pribadi.

Kebahagiaan sebagai Perasaan Sementara

Kebahagiaan sering kali bersifat sementara dan tidak bertahan lama. 

Seperti ombak yang naik dan turun di lautan, perasaan kita juga bersifat sementara dan terus berubah. 

Sebuah eksperimen yang menarik menunjukkan bahwa mencari sesuatu yang membuat kita bahagia secara berkelanjutan bisa menjadi tugas yang sangat sulit.

Dalam eksperimen ini, para mahasiswa diberikan tugas untuk mencari hal yang dapat membuat mereka bahagia dan menuliskan jurnal tentang pengalaman tersebut. 

Awalnya, mereka merasa tugas ini mudah, tetapi pada akhirnya banyak yang gagal. 

Mereka bingung mengapa sesuatu yang tampaknya sederhana ternyata sulit dicapai. Ini menggarisbawahi bahwa kebahagiaan bukanlah sesuatu yang bisa dicapai secara permanen.

Mengisi Kekosongan dengan Makna

Untuk mengatasi perasaan hampa, penting untuk memahami bahwa kebahagiaan bukanlah tujuan akhir, melainkan perjalanan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun