Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Dilema Eksistensial: Mengapa Hidup yang Sempurna Bisa Menghadirkan Rasa Hampa?

26 Agustus 2024   06:00 Diperbarui: 26 Agustus 2024   06:02 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi dilema eksistensial. sumber: freepik

Hilangnya tujuan dapat menyebabkan kesulitan dalam menemukan fokus baru dan merasa kurang berarti setelah pencapaian besar.

Ketika tujuan utama telah tercapai, seseorang mungkin merasa kehilangan arah dan tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya. 

Ini bisa menimbulkan perasaan kosong karena kurangnya makna atau arah baru. Mengatasi masalah ini memerlukan penemuan tujuan baru atau pencarian makna dalam aspek lain dari kehidupan.

3. Tekanan dan Ekspektasi yang Meningkat

Sukses sering datang dengan ekspektasi dan tanggung jawab yang lebih tinggi. 

Tekanan untuk mempertahankan atau bahkan melampaui tingkat kesuksesan yang telah dicapai dapat menjadi beban mental dan emosional. 

Tekanan ini bisa membuat seseorang merasa kewalahan dan tidak puas, meskipun mereka telah mencapai banyak hal.

Ketika sukses membawa tanggung jawab dan ekspektasi yang semakin tinggi, perasaan tertekan dan stres bisa mengganggu kepuasan pribadi. 

Mengelola tekanan ini dan mencari cara untuk menyeimbangkan tuntutan hidup dan pekerjaan adalah hal yang penting untuk menjaga kesehatan mental dan emosional.

4. Ekspektasi yang Tidak Sesuai

Kadang-kadang, ekspektasi kita tentang kebahagiaan dan kepuasan tidak selalu sesuai dengan kenyataan. 

Mungkin kita membayangkan bahwa mencapai kesuksesan akan membawa kebahagiaan dan kepuasan yang abadi. 

Namun, kenyataannya, pencapaian tersebut mungkin tidak memenuhi harapan atau memecahkan masalah emosional yang mendalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun