Aturan 4% menyatakan bahwa kita perlu memiliki tabungan sekitar 25 kali pengeluaran tahunan kita saat memasuki usia pensiun agar tidak kehabisan uang.
Strategi defensif memiliki keuntungan yang jelas, yaitu risiko yang lebih rendah. Dengan mengurangi pengeluaran, Anda tidak perlu bergantung pada sumber pendapatan yang berisiko atau tidak pasti.Â
Selain itu, strategi ini memberikan Anda lebih banyak kelonggaran dalam mencapai kemandirian finansial.Â
Misalnya, jika Anda dapat hidup dengan sedikit uang, Anda tidak memerlukan tabungan pensiun yang besar untuk mencapai kemandirian finansial.
Namun, strategi defensif ini juga memiliki keterbatasan. Ada batasan seberapa banyak kita bisa mengurangi pengeluaran tanpa menurunkan kualitas hidup kita.Â
Hidup dengan anggaran yang sangat ketat mungkin tidak memberikan kepuasan dalam jangka panjang, terutama jika kita tidak memiliki cukup uang untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan.Â
Ada batasan seberapa jauh kita bisa mengurangi pengeluaran tanpa menurunkan kualitas hidup kita. Selain itu, hidup dengan anggaran yang sangat ketat mungkin tidak memberikan kepuasan dalam jangka panjang.Â
Hidup hemat memang membantu kita mencapai tujuan finansial lebih cepat, tetapi juga bisa membuat kita merasa terkurung dan tidak puas jika kita terlalu banyak membatasi diri.
Studi Kasus: Strategi Defensif dalam Praktik
Untuk memahami bagaimana strategi defensif diterapkan, mari kita ambil contoh seseorang yang bekerja sebagai pegawai kantoran dengan pendapatan tetap.Â
Orang ini memutuskan untuk mengurangi pengeluaran dengan memotong biaya-biaya yang tidak perlu, seperti berlangganan layanan streaming yang tidak terpakai, makan di restoran, atau membeli barang-barang mewah yang tidak esensial.
Sebagai hasilnya, dia mulai menabung lebih banyak setiap bulan dan mendiversifikasi investasi. Dengan mengurangi pengeluaran, dia berhasil meningkatkan jumlah tabungan dan investasi secara signifikan.Â