Pertama-tama, penting untuk memahami bahwa tidak semua orang menggunakan media sosial. Di Indonesia, hanya sekitar 25 juta atau sekitar 9% dari 275 juta penduduk yang menggunakan Twitter.Â
Bahkan TikTok, yang dianggap sebagai platform media sosial paling populer saat ini, hanya digunakan oleh sekitar 38,7% penduduk Indonesia. Ini menunjukkan bahwa tren atau opini yang dihasilkan oleh segelintir orang di media sosial tidak selalu mewakili keseluruhan masyarakat.
Akibat dari fenomena ini adalah kita sering kali menganggap bahwa opini yang muncul di media sosial mewakili pendapat mayoritas, padahal sebenarnya hanya representasi dari sebagian kecil populasi.Â
Hal ini dapat menyebabkan kita memiliki pandangan yang salah tentang realitas dan membuat penilaian yang tidak akurat terhadap kondisi kita sendiri atau orang lain.
Realita Gaji di Indonesia
Sebagai contoh, banyak video viral di media sosial yang menampilkan wanita yang menyatakan bahwa mereka menginginkan pria dengan gaji di atas 20 juta per bulan.Â
Namun, data menunjukkan bahwa rata-rata gaji di Indonesia hanya sekitar 3,04 juta per bulan. Bahkan, hanya 10% orang di Indonesia yang memiliki gaji di atas 17 juta per bulan. Ini berarti peluang untuk menemukan pria dengan gaji 25 juta ke atas sangat kecil.
Jika seorang wanita mencari pasangan dengan kriteria tersebut, maka ia harus bersaing dengan banyak wanita lain untuk mendapatkan pria yang berada di 10% teratas dalam hal penghasilan.Â
Selain itu, kita juga tidak tahu apakah pria-pria tersebut sesuai dengan kriteria lain yang diinginkan, seperti usia, status pernikahan, atau preferensi lainnya.
Pendidikan dan Kesuksesan
Selain itu, ada banyak konten yang menunjukkan orang sukses tanpa kuliah. Banyak yang mengatakan bahwa Steve Jobs, Bill Gates, dan Mark Zuckerberg sukses tanpa gelar sarjana.Â
Namun, kenyataannya, 66% CEO perusahaan top dunia memiliki gelar master. Ada korelasi antara pendidikan dan pendapatan.Â
Orang dengan gelar master memiliki pendapatan 20% lebih tinggi dibandingkan sarjana, dan sarjana memiliki pendapatan 59% lebih tinggi dibandingkan lulusan SMA.