Investor harus memahami dengan jelas apa yang ingin mereka capai dengan investasi mereka, apakah itu untuk tujuan jangka pendek, menengah, atau panjang.Â
Tujuan finansial yang jelas akan membantu investor menentukan alokasi aset yang sesuai dengan profil risiko mereka.
Misalnya, untuk tujuan jangka panjang seperti pensiun atau pendidikan anak-anak, investor mungkin akan lebih agresif dalam alokasi aset mereka, dengan lebih banyak investasi dalam aset berisiko seperti saham.Â
Namun, untuk tujuan jangka pendek seperti tabungan darurat atau pembayaran uang muka rumah, investor mungkin akan memilih untuk lebih konservatif dengan alokasi aset yang didominasi oleh obligasi atau reksa dana pasar uang.
Pengelolaan Emosi dan Psikologi
Selain strategi dan tujuan finansial, pengelolaan emosi dan psikologi juga sangat penting dalam menghadapi ketidakpastian pasar.Â
Fluktuasi pasar yang besar dan berita yang mengganggu dapat memicu reaksi emosional yang dapat memengaruhi pengambilan keputusan investasi.Â
Penting bagi investor untuk tetap tenang dan rasional dalam menghadapi situasi ini, dan untuk tidak membuat keputusan berdasarkan emosi.
Salah satu cara untuk mengelola emosi adalah dengan memiliki rencana investasi yang jelas dan mematuhi rencana tersebut bahkan di tengah-tengah volatilitas pasar.Â
Selain itu, membatasi paparan diri terhadap berita dan opini pasar yang berlebihan juga dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan yang tidak perlu.
Studi Kasus: Penerapan Risk Parity dalam Portofolio
Untuk memberikan gambaran lebih jelas tentang bagaimana risk parity dapat diterapkan dalam praktik, mari kita lihat sebuah studi kasus.
Bayangkan seorang investor yang memiliki tujuan investasi jangka panjang untuk pensiun.Â