Misalnya, jika saham memiliki risiko tiga kali lebih besar dari obligasi, maka proporsi investasi di saham harus tiga kali lebih kecil dari obligasi dalam portofolio Anda.Â
Dengan cara ini, Anda dapat memastikan bahwa portofolio memiliki kontribusi risiko yang seimbang dari setiap aset, sesuai dengan prinsip risk parity.
Penyesuaian dengan Tujuan Finansial
Tentu saja, dalam menerapkan strategi risk parity, Anda juga perlu mempertimbangkan tujuan finansial Anda.Â
Apakah Anda berinvestasi untuk jangka pendek, menengah, atau panjang? Tujuan finansial Anda akan mempengaruhi tingkat risiko yang dapat Anda terima dalam portofolio Anda.
Misalnya, jika Anda berinvestasi untuk jangka panjang dan memiliki toleransi risiko yang tinggi, Anda mungkin akan lebih agresif dalam alokasi aset Anda.Â
Namun, jika Anda berinvestasi untuk jangka pendek atau memiliki toleransi risiko yang rendah, Anda mungkin akan lebih konservatif dalam alokasi aset Anda.
Pengelolaan Risiko dan Kondisi Pasar
Dalam menghadapi kondisi pasar yang penuh ketidakpastian, manajemen risiko menjadi kunci penting. Selalu perhatikan kondisi pasar dan beradaptasi sesuai kebutuhan.Â
Jangan terlalu sering terpengaruh oleh gejolak pasar yang sementara, tetapi tetap fokus pada tujuan investasi jangka panjang Anda.
Selain itu, pertimbangkan juga faktor eksternal yang dapat memengaruhi pasar, seperti kebijakan moneter, kondisi ekonomi global, dan geopolitik.Â
Misalnya, kenaikan suku bunga dapat berdampak negatif pada kinerja obligasi, sementara ketegangan geopolitik dapat memicu volatilitas pasar saham.
Tujuan Finansial dan Diversifikasi
Selain strategi risk parity, tujuan finansial juga memainkan peran penting dalam proses diversifikasi portofolio.Â