"Hanya karena kau mengajak, belum tentu kau yang paling tau, ya, Maru." Aku tergopoh-gopoh mengambil nafas.
"Hei, wajarlah. Aku dapat C ketika teman-teman perempuanku dapat A di mata pelajaran renang. Panik aku. Lagipula dulu ini masih lahan kosong. Aku tak tahu kalau sekarang sudah dibangun toilet."
"Eiihhh... Mukamu memerah." Ia belum berhenti tertawa sambil memukul-mukul pundakku.
"Sial."
"Sudah-sudah... Hahaha... Sudah.... sudaaaahhhhhaaaahaaahhaaaaa. Ayo katanya kamu mau menjawab pertanyaanku tadihihihihihihi....."
"Ok. Mari kita berkunjung ke salah satu kelas. Semoga bu Nue sedang mengajar." Aku berjalan dengan 'sok' keren.
"Wuuuuuu!!!" Nara meledekku sambil mengikutiku.
"Nara, ingat ketika pelajaran bahasa Indonesia pertama kita?"
"Emmmm... Ya, pertemuan pertama dan tugas pertama kita?" Nara sambil menempelkan telunjuk ke bibir bawahnya.
"Eemm.. Waktu kita diberi tugas membuat puisi. Aku sangat senang."
"Aaaahhh... itu memusingkan...!!! Wajar saja kamu senang, toh akhirnya puisimu dimuat di majalah."