Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sepuluh (Balikpapan, 10 Juni 1994)

17 Juni 2019   09:06 Diperbarui: 17 Juni 2019   09:14 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Teh hangat saja, Lis."

"Bentar ya Bang, Elis buatkan."

Begitu Elis masuk, Yoga merasakan sesuatu yang lain dari Elis, mukanya sedikit kurang bahagia, seperti ada sesuatu yang masih terpendam di dalamnya, tidak lepas, Yoga belum berani berandai-andai, Yoga tahu, pasti Elis mengatahui segalanya, tidak berselang lama Elis keluar dengan dua gelas teh panas, di letakanya disisi Yoga dan di sampingnya, baki diletakkanya di lantai di bawah meja, kemudian dia menarik nafas panjang.

"Maafin Anti ya, Bang, tadi siang Anti menjemput Elis di jembatan Penajam, Elis mengira Anti sudah tidak mau lagi bertemu dengan Elis, sejak kejadian sekitar sebulan yang lalu," Elis mengawali ceritanya, ada linangan air mata disana, Yoga diam saja mendengarkan

"Saat itu Anti kesini, sekitar jam segini juga, duduk persis di tempat Abang duduk sekarang, Anti menangis, Elis tidak tahu ada apa, awalnya Elis kira masalah kantor, ternyata masalah dengan Abang,"

"Dia bercerita, Minggu kedua Bulan Januari, Anti tidak membawa kendaraan, entah mengapa hari itu dia mencoba naik angkot ke kantor, kerja seperti biasa, saat pulang kerja dia menunggu angkot, sekitar sepuluh menit  tidak ada satupun angkot yang lewat, kemudian lewat Aldy, Aldy itu kakak kelas kami di SMA,"  Elis menghentikan ceritanya, diambil nya teh dan mempersilahkan Yoga minum, dia menghirup teh yang masih sedikit panas.

"Itulah, awal dari semua ini, Bang."

"Saat itu mobil yang di kendarai Aldy sudah melewati Anti, kemudian mobil berhenti, dan mundur tepat di depan Anti, Aldy menawarkan jasa untuk  mengantar Anti, kebetulan satu arah katanya," kembali Elis terdiam sesaat, Yoga jadi pendengar setia, seraya memegang gelas teh dengan kedua tangannya dan diletakkan diantara kedua pahanya.

"Entah apa yang mereka bicarakan selama di perjalanan, setelah itu, Aldy antar menjemput setiap pagi dan sore, karena kantor Aldy ada di Batakan.

"Mereka makan, nonton bareng, entahlah,"

"Bang, beberapa kali Anti kesini dan kami jalan berdua, setiap Elis tanya bagaimana kabar Abang, selalu dia bilang Baik, Ada salam dari Abang."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun