Sepeninggal Catur dari ruangan Bos, Bu Bos berkata kepada Dita," Bu Dita nanti tolong diatur ya, ada satu driver kantor yang bertugas hari Sabtu dan hari Minggu untuk keperluan Pak Catur, bensin diisi kantor saja, terus driver di kasih lembur, " kata Ibu Bos
"Baik, bu,"
"Kalau perlu gantian drivernya gantian saja, tapi kalau tidak satu orang saja, biar lebih paham tidak ganti-ganti," lanjut Ibu Bos
"Teman-teman kantor yang datang ke akad nikah dan resepsinya, silahkan pakai saja kendaraan kantor," jelas Ibu Bos lagi
"Baik, bu"
"Dari Ibu itu saja, ada hal lain yang perlu Ibu ketahui," tanya Ibu Bos
"Tidak ada Bu, terima kasih," kata Dita seranya beranjak dari tempat duduknya untuk keluar ruangan, Ibu bos mengikuti keluar ruangan, sepeninggal Dita, Ibu Bos menutup pintu ruangannya, dikuncinya dari dalam dan bersendiri di balik pintu menghadap meja kerjanya, dia menangis, menitikan air mata, ada sesuatu yang hilang di dalam dirinya, ada sesuatu yang terbang entah apa dan kemana, dia sudah pasrahkan Catur untuk tidak menjadi suaminya, tetapi saat Catur memberikan undangan, tiba- tiba ada sesuatu yang pergi dari dirinya, persis seperti saat dia menerima kenyataan almarhum suaminya pergi untuk selama-lamanya.
Ibu Bos masih berdiri di belakang pintu ruangannya, dengan derai air mata di pipinya.
Edthirty two, 08062019
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI