Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Pinangan (Episode 21)

25 Mei 2019   07:13 Diperbarui: 25 Mei 2019   07:20 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memasuki rumah Dessy suasana biasa saja, terdapat dua kendaraan roda empat dan dua kendaraan roda dua, semua turun dari kendaraan, Catur memimpin jalan di depan, terlihat Ibu dan Ayahnya Dessy, Tyas, Azka, Dessy dan dua orang pegawai Dessy menyambut kedatangan mereka, mereka saling bersalaman.

"Ini pasti Ayah dan Ibu Catrur, yang ini siapa ? tanya Ibu Dessy ke arah Doddy dan Hartono," saya Hartono temen Catur, saya Doddy temen Catur juga," kata Doddy.

Ibu dan seisi rumah yang ada di teras tersenyum semua, " Mari masuk," kata Ibu Dessy, seraya menggandeng Ibunya Catur, dan Ayah Dessy menggandeng Bapaknya Catur, sebelum masuk Dessy menyalami dan berkenalan dengan Hartono dan Doddy.

Suasana akrab dan kecerian terpancar di ruang tamu ini, pertanyaan bagai mana perjalanan dari Jawa ke Jakarta, lagi musim apa di kampung, lebih panas mana Bogor dan Jakarta, dan pertanyaan kecil lainnya menghiasi ruangan ini, Ayahnya Catur dan Ayahnya Dessy juga saling bertanya, Catur bicara dengan Dessy, sementara yang diam hanya Hartono dan Doddy, mereka hanya melihat-lihat keadaan di ruang tamu rumah Dessy.

Dari belakang, terlihat bibi membawa baki diatasnya terdapat beberapa gelas minuman,  Fitri salah satu pegawai Dessy juga membawa baki berisi beberapa gelas minuman, mereka sudah terlatih sepertinya karena terlihat, mereka meletakan minum kepada para tamu terlebih dahulu kemudian tuan rumah, setelah minuman di letakkan, Fitri dan bibi kembali kebelakang. 

Ibu Dessy mempersilahkan kepada tamunya untuk menikmati minuman, tak berapa lama bibi dan Fitri keluar lagi kali ini membawa beberapa makanan khas betawi, Catur baru teringat lapis talas di mobil belum di turunkan, Catur meminjam kunci kendaraan kepada Doddy untuk mengambil lapis talas," saya saja yang mengambilnya," kata Doddy seraya berdiri dan menuju mobil. 

Tak berselang lama dia kembali lagi dan menyerahkan ke Catur, setelah menerima, dia serahkan ke Dessy seraya berkata," ini tadi mampir beli lapis talas," kata Catur, Dessy menerimanya dan membawanya ke belakang.

Suasana sedikit hening, Ayah Catur membuka pembicaraan, yang lain mendengarkan.

"Sebelumnya, kami sekeluarga mohon maaf, mengganggu aktifitas, Bapak dan Ibu semua, ada tiga hal tujuan kami kemari, yang pertama adalah untuk silaturahmi, kami dari kampung, ini Catur dan temen-temennya, karena silaturahmi itu wajib, apalagi bagi kita sesama muslim," kata Ayah Catur

"Yang kedua, kami lihat anak kami Catur, disamping usianya sudah dewasa, sudah punya pekerjaan tetap, sudah sepantasnya untuk melaksanakan sunah Nabi yaitu berumah tangga, kebetulan kami lihat anak kami menyukai putri Bapak-Ibu, jadi kami bermaksud meminangnya untuk anak kami, dan yang ketiga nanti kalau kedatangan kami di terima artinya Bapak dan Ibu tidak keberatan baru kita bicarakan untuk kelanjutannya, itu Bapak-Ibu maksud kedatangan kami," Jelas Ayah Catur.

Ayah Dessy memperbaiki posisi duduknya, kemudian dia berkata," Alhamdulillah, kita bisa bersilaturahmi, selama ini kami hanya mengenal Catur saja, kini bisa mengenal Bapak-Ibu, dan temen-temen Catur, untuk yang kedua sebagai orang tua, kami menyerahkan semua kepada anaknya, jadi tergantung anaknya," Kata Ayah Dessy, bersamaan dengan itu Dessy keluar dari dapur membawa dua buah piring yang berisi lapis talas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun