Mohon tunggu...
Mira Gustiani
Mira Gustiani Mohon Tunggu... Koki - Pelajar SMA Negeri 01 Padalarang

Hidupku bermanfaat hidupku menyala

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kakekku Tidak Mengetahui Kepergian Nenekku

30 September 2019   11:23 Diperbarui: 1 Oktober 2019   09:03 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saat itupun banyak sekali kerabat, sanak saudara, masyarakat lainnya yang berbondong-bondong melayat dan menemui keluarga untuk mengucapkan bela sungkawa. Banyak sekali orang yang sayang kepada nenek, terlihat dari ratusan orang seperti lautan manusia yang mengikuti pengurusan jenazah.

Satu minggu setelah kepergian nenek, kondisi kakek di Rumah Sakit membaik. Hingga keesokan harinya kakekpun dipindahkan ke ruang rawat pemulihan biasa. Sungguh keajaiban yang luar biasa setelah satu bulan kakek di ruang ICU sekarang mampu bangkit kembali dari yang lemah tak berdaya menjadi berdaya. 

Setelah beberapa hari kemudian kakek diperbolehkan untuk pulang ke rumah. Kita keluarga masih bingung apa yang harus dikatakan jika kakek menanyakan nenek. 

Maka dari itu, kita meminta seorang K.H Ulama sekaligus kerabat kakek agar datang ke Rumah Sakit untuk menceritakan apa yang terjadi pada nenek sekaligus menenangkan agar kakek tidak shock. Lalu datanglah Ulama tersebut bernama K.H Umar. Beliau menceritakan perlahan kepada kakek tentang nenek yang telah tiada.

Ucapnya dengan suara lembut dan tenang, "kakek haji, harus kuat harus tegar ya ini sudah menjadi takdir yang Maha Kuasa. Kakek haji harus bisa ikhlas menerimanya."

Kita semua hanya menangis tak tega mendengar ucapan dan nasihat K.H Umar. 

kepada kakek.

Kakekpun menjawab dengan kondisi yang masih lemah, "ada apa ini?"

Ulama tersebut mengucap kembali "istri kakek sudah wafat meninggalkan kakek dan kita untuk selamanya."

Kita tidak tahan untuk terus menangis karena melihat kakek yang begitu tidak menyangka harus ditinggalkan nenek. Hanya dua kata yang terucap dari mulut kakek saat itu  "nenek meninggal?" hingga kakek mengeluarkan air mata kesedihannya. Setelah keadaan sudah tenang, kita membawa pulang kakek dari Rumah Sakit.

Setelah hampir satu bulan lebih kakek meninggalkan rumah dan harus tinggal di Rumah Sakit sementara hingga kakek tidak tahu kepergian nenek yang telah mendahului kita. Akhirnya kakek kembali pulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun